Wabup Mabar Buka Workshop Pemaparan Hasil Studi Layanan Air Bersih

Labuan Bajo - Wakil Bupati Manggarai Barat (Mabar) Yulianus Weng membuka Workshop Hasil Studi Formatif, Sosialisasi dan Validasi Panduan terkait Layanan Air Bersih, Sanitasi dan Higienis yang Inkusif di Tempat Kerja di Daerah Wisata Labuan Bajo, di Hotel Jayakarta Labuan Bajo, Selasa (24/8).

Wabup Mabar, dalam sambutannya mengatakan di Labuan Bajo memiliki potensi wisata yang sangat luar biasa, dan telah ditetapkan sebagai salah satu destinasi wisata super premium oleh Presiden Joko Widodo. Sebagai dampaknya, telah terjadi pembangunan yang masif yang dilaksanakan baik oleh pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi NTT, Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, dan investor.

"Dengan meningkatnya kualitas wisata premium di Labuan Bajo, Pemkab Mabar mengharapkan akan memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik mancanegara maupun nusantara untuk berwisata di Labuan Bajo sehingga dapat memberikan kontribusi yang signifikant bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, peningkatan PAD dengan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan di Kabupaten Manggarai Barat," ujar wabup.

"Dalam rangka mewujudkan program Wisata premium ini maka Pemkab Mabar merasa perlu mempersiapkan akses air bersih, sanitasi dan higyenis serta sumberdaya manusia yang handal dalam bidang pariwisata agar para wisatawan dapat merasa nyaman ketika berwisata di Labuan Bajo," lanjutnya.

Data yang dirilis oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat tahun 2020 menunjukkan bahwa jumlah hotel di Labuan Bajo sudah lebih dari 80 Hotel baik hotel berbintang, melati, hostel, penginapan, dan losmen.

Untuk itu, lanjut wabup Mabar, akses inklusif terhadap air minum, sanitasi, dan higienis di hotel dan tempat karyawan hotel bekerja merupakan bagian penting dari kondisi lingkungan kerja yang layak dan dapat berkontribusi terhadap kinerja karyawan. Penata layanan (stewardship) yang baik terhadap aspek air minum, sanitasi, dan higienis sangat penting untuk menjaga reputasi usaha di mata konsumen turis dan merupakan izin sosial untuk menjalankan usaha dari masyarakat sekitar.

Selain itu, tambahnya, menyediakan fasilitas air bersih, sanitasi, dan higiene (Water, Sanitation, Hygiene-WASH) yang dapat diakses untuk seluruh kalangan (perempuan dan laki-laki dari segala usia, serta penyandang disabilitas baik pengunjung hotel maupun masyarakat sekitar), merupakan upaya yang penting untuk menjaga kesehatan lingkungan serta kesehatan masyarakat pada kawasan wisata.

"Hal ini terutama karena terdapat interaksi yang tinggi antara wisatawan, pekerja wisata dan

masyarakat. Interaksi ini akan meningkat dengan permintaan aktivitas wisata yang semakin membaur dengan kehidupan masyarakat lokal," ujarnya.

Tanpa WASH yang baik, menurut wabup, wisatawan mudah tertular penyakit dan memiliki pengalaman buruk di tempat wisata, yang akan berdampak pada citra Indonesia.

"Demikian pula sebaliknya, wisatawan dapat pula membawa suatu penyakit yang dengan mudah

menyebar di kawasan wisata tanpa praktik WASH yang baik," ujar wabup.

"Hal ini dalam rangka mewujud kan program wisata premium ini, maka Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat merasa perlu mempersiapkan akses air bersih, sanitasi dan higienis serta sumberdaya manusia yang handal dalam bidang pariwisata agar para wisatawan dapat merasa nyaman ketika berwisata di Labuan Bajo," sambungnya.

"Secara pribadi dan mewakili Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat saya menyampaikan bahwa kegiatan penelitian ini sangat sesuai dengan visi misi kami yaitu Mabar Bangkit Menuju MABAR Mantap," ucapnya.

Wabup Weng menegaskan bahwa kolaborasi yang sinergis antara pemerintah, pelaku usaha wisata dan masyarakat untuk menciptakan kawasan wisata dengan layanan WASH yang inklusif bagi semua orang (pengunjung dan masyarakat lokal) merupakan hal yang sangat penting.

"Kami mengharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

meningkatkan upaya pemulihan dan ketahanan kawasan dari ancaman pandemi ataupun perubahan iklim dimasa datang," pungkasnya.