APKAI Batang - Bio Konversi Kerjasama Tingkatkan Produksi Kakao

Batang - Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta) Kabupaten Batang memfasilitasi Asosiasi Petani Kakao Indonesia (APKAI) Kabupaten Batang yang bekerja sama dengan PT Bio Konversi Indonesia untuk peningkatan produksi hasil kakao yang kebetulan sasarannya di Jawa.

“Kegiatan ini dari APKAI ingin membantu petani kakao untuk peningkatan produksi tanaman kakao yang ada di Kabupaten Batang. Karena selama ini produktifitas para petani sangat-sangat merosot, makanya kita coba membuat Demplot dalam jangka waktu 6 bulan,” kata Ketua APKAI Kabupaten Batang Zaenal Acheroh saat ditemui di Ruang Rapat Pabrik Cokelat PT. Pagilaran, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Selasa (21/9).

Kegiatan demplot ini sudah kita tentukan di empat desa, diantaranya lahan di Desa Kenconorejo, Desa Kedungsegok, Desa Siwatu dan Desa Brokoh. Untuk luasan lahan sendiri 2 hektar, sementara jika kedepan berhasil kemungkinan akan ditingkatkan ratusan hektar lahan tanaman kakao.

Kendala utama sekarang dalam pemeliharaan tanaman kakao yang kurang intensif, karena petani biasanya harus ada contoh kebun yang baiknya seperti dahulu baru mereka akan mengikuti.

“Target kita dalam demplot ini paling tidak nanti para petani kakao memproduksi satu hektar bisa memanen satu ton kakao dan juga bisa memenuhi permintaan pabrik cokelat yang ada di Kabupaten Batang. Sementara ini produksi petani masih berkisar kwintalan saja jadi kurang maksimal,” jelasnya.

Dengan harapan, lanjut dia, nanti produktivitas tinggi para petani penghasilan tambah jadi perekonomian juga akan ikut naik. Sementara lahan tanaman kakao di Kabupaten Batang hampir 1.000 hektar, karena pengalaman kami sejak tahun 1986 adanya program plasma pir kakao oleh Dirjen Perkebunan waktu itu.

Sementara itu, Direktur PT. Bio Konversi Indonesia Muhammad Haris mengatakan, bahwa di Kabupaten Batang dengan adanya pabrik cokelat terbesar di Indonesia ini, produksi kakao dari petani belum maksimal. Untuk itu kami dari bio konversi ingin membantu petani kakao dengan pupuk cair agar menunjang pemeliharaan dan produksi tanaman kakao.

“Dari informasi yang saya dapatkan petani kakao di Kabupaten Batang belum mendapatkan pupuk yang berkualitas, makanya bio konversi mencoba bekerja sama dalam uji coba atau demplot selama 6 bulan kedepan,” terangnya.

Keunggulan pupuk kami menggunakan bahan organik yang ramah lingkungan dan bebas dari kimia dan kandungan di dalamnya sangat bermanfaat bagi tanah.

“Perkembangan tanaman kakao di Kabupaten Batang sebetulnya sudah sangat baik karena stakeholder sudah ada semua dari lahan ada, petaninya juga ada, tenaga ahlinya pun ada yang bisa membimbing, akademisi juga ada dari UGM, dan yang terakhir pabriknya juga sudah ada. Makanya kami optimis akan berhasil demplot ini,” imbuhnya.