Momentum HBII, Bupati Kubu Raya Gagas ToT Kelas BISI Perkuat Inklusi dan Kesetaraan SDGs

Kubu Raya - Peringatan Hari Bahasa Isyarat Internasional (HBII) di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat dipusatkan di Qubu Resort, Kamis (23/9), dengan merangkul komunitas bisu tuli dan peduli inklusi.

Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengatakan, momen HBII ini merupakan upaya untuk menciptakan peluang bagi berbagai pihak agar mendapatkan kesempatan yang sama tidak terkecuali bagi komunitas tuli dari berbagai komunitas yang ada di Kubu Raya maupun di Kalbar dirangkul untuk bahu membahu menjadi kesatuan dalam pembangunan ke depan.

“Dalam komitmen global yang sudah menjadi kesepakatan bersama seluruh negara merupakan suatu komitmen dunia untuk mengejar agar semua bisa memperkuat pembangunan yang mengejar inklusi,” kata Bupati Muda.

Dengan pembangunan mengejar ke arah inklusi dengan tanpa memandang latarbelakang yang berbeda, Muda menilai semuanya dapat mengakses dan peluang yang sama dan tentulah Kubu Raya sebagai kabupaten yang telah berusia 14 tahun dengan slogan dari Kubu Raya untuk Indonesia, Muda ingin menegaskan bahwa Kubu Raya juga berjuang untuk inklusi untuk Republik ini.

"Sebagai kepala daerah, saya senantiasa mengingatkan kesemua jajaran bahwa sebagai pemerintah di tingkat kabupaten, bahwa yang diurus adalah semua rumah tangga bagaimana hidup bisa layak, tenang dan bahagia. Itulah sebetulnya substansi yang diurus oleh pemerintah,” tutur Muda.

Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kubu Raya, Rosalina menuturkan saat ini TP PKK Kubu Raya merangkul para komunitas bisu tuli untuk menjadi bagian dalam berbagai unsur peningkatan layanan di berbagai sector dengan melibatkan mereka menjadi bagian agar bentuk pelayanan bisa mengejar pada inskusifitas.

“Ada potensi yang bisa dikembangkan, memang di Kubu Raya saat ini belum tersedia layanan khusus bagi mereka, namun dengan momentum Hari Bahasa Isyarat tahun ini kita memulai dengan melatih para pelatih dari berbagai unsur mulai dari pemerintahan sector pelayanan public, perawakilan sekolah hingga komunitas-komunitas yang bisa dirangkul,” katanya.

Di tempat yang sama, Kabid PAUD dan Pendidikan Nonformal Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kubu Raya, Asmil Ratna menambahkan, Training of Trainer (TOT) menindaklanjuti dari keinginan kepala daerah agar komunitas bisu tuli menjadi bagian untuk mendidik para pelatih agar dalam proses pelayanan dan pembangunan ke depan sudah mengejar pada inklusifitas.

“Pada pelaksanaannya peserta tahap pertama ada 30 orang dari berbagai perwakilan mulai dari beberapa kantor pelayanan public di Kubu Raya, perwakilan sekolah di seluruh tingkatan mulai dari PAUD hingga SMA dan komunitas lainnya,” jelas Asmil.

Dari 30 peserta tersebut nantinya, kata Asmil Ratna akan dibagi menjadi dua kelas dan harus mengikuti proses pendidikan dan latihan selama tiga bulan.

“Kita berharap para peserta yang mengikuti TOT ini menjadi embrio untuk penyebaran kepedulian terhadap inklusi yang akan kita terapkan," tutupnya.

Sebagai informasi, peringatan HBII baru ada beberapa daerah di Indonesia yang menggelarnya, dan belum semua kabupaten/kota yang memperingatinya. Bahkan untuk di Pulau Kalimantan sendiri baru Kabupaten Kubu Raya yang menggelar peringatan ini. Dengan demikian kabupaten termuda di Kalbar itu menjadi daerah pertama di Pulau Kalimantan yang menggelar HBII dengan merangkul para komunitas bisu tuli untuk menjadi bagian dalam berbagai unsur peningkatan layanan di berbagai sektor.