Bupati Batang Tinjau Lokasi Tanah Longsor

Batang - Bupati Batang Wihaji bersama Dandim 0736 Batang Letkol Yan Eka Putra dan Kapolres Batang AKBP M Irwan Susanto meninjau lokasi longsor yang membuat putus akses jalan Dukuh Pranten-Rejosari, Desa Pranten, Kecamatan Bawang, terputus.

“Setalah kita cek tadi memang agak rumit. Masalahnya, matrial longsor memutus jalan dan jembatan dari Dukuh Pranten ke Dukuh Rejosari diperkirakan mencapai 1,7 juta kubik dengan luasan tanahnya 2 hektar,” kata Bupati Batang Wihaji saat meninjau langsung di Desa Pranten, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, Senin (10/1).

Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan, pihaknya akan menyesuaikan rekomendasi dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah.

Namun, lanjut dia, langkah daruratnya sesuai rapat dengan tokoh masyarakat desa meminta tetap ada akses jalan. Maka solusinya  memperbaiki jalan lama dengan menggunakan Dana Desa (DD) untuk membuka akses ekonomi dan pendidikan.

“Jadi sambil melihat cuaca pasti akan dibersihkan matrial dan perbaiki jalannya. Melihat longsoran agak ngeri juga, karena ada potensi longsor susulan jika hujan turun dengan intensitas tinggi secara  terus menerus,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batang Ulul Azmi mengatakan, dari hasil asesment Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah bahwa gerakan tanah yang terjadi di Dusun Rejosari, Desa Pranten, Keçamatan Bawang, Kabupaten Batang, bersifat aliran (flows) dengan arah menuju ke Barat Laut (N 340° E) yang telah berlangsung lama dan mengalami percepatan saat musim hujan dikarenakan terjadi infiltrasi air hujan ke dalam lereng.

“Sesuai hasil pengukuran lapangan diperoleh jarak lebar pada mahkota longsor + 160 m dan pada kaki longsor + 50 m, menyebabkan kerusakan berupa hilangnya jembatan yang menghubungkan Desa Pranten dengan Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara serta menyisakan turnpukan material hasil longsoran dalam jumlah besar,” terangnya.

Wilayah yang mengalami pergerakan tanah seluas 8,5 Ha dengan panjang 1.000 m. Kedalaman bidang gelincir diperkirakan 20 meter, sehingga menyebabkan longsoran dengan volume material  1,7 juta meter Jarak terdekat dengan permukiman warga  900 meter.

“Dari hasil rekomendasi Dinas ESDM, kita akan membersihkan matrial yang menutup jalan, membuat jembatan darurat dan memperbaiki pipa air bersih milik masyrarakat,” tandasnya

Namun demikaian, langkah tersebut akan dilakukan setelah kondisi memungkinkan atau tidak ada longsor susulan. Karena saat ini diprediksi ada longsoran susulan.

“Untuk mitigasi vegetasi kita disarankan untuk memenanam penguat tebing dengan tanaman tegakkan untuk penguat tebing. Karena kondisi tanah labil yang sejak dahulu sering terjadi tanah longsor. Masyarakat yang pernah tinggal di bukit Sigemplong saat ini pindah di dukuh Rejosari,” ujar dia.