Tangani Stunting, Pemkab Batang Minta Lintas Sektor Berperan Aktif

Batang – Permasalahan stunting hingga kini masih menjadi tema yang diperbincangkan untuk dicarikan solusi yang tepat. Untuk menanganinya, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Batang, berkolaborasi bersama lintas sektor terkait seperti Disdikbud dan Dinas Kesehatan, untuk berperan aktif.

Wakil Bupati Batang Suyono mengatakan, untuk merealisasikan penanganan stunting salah satunya dengan menyiapkan anggaran.

“Jangan sampai cuma program, selain anggaran juga harus ada tindakan. Program itu harus jalan sampai bawah, selain ada sosialisasi juga harus diwujudkan dengan pemenuhan makanan-makanan sehat,” katanya, usai mengikuti Webinar Nasional Pencegahan Stunting, di ruang Comand Center, Kabupaten Batang, Rabu (2/3).

Ia menegaskan, pemenuhan gizi dan vitamin juga menjadi perhatian utama, khususnya ibu hamil dari keluarga kurang mampu.

“Semoga dengan sinergi dinas terkait ini bisa menekan angka stunting,” harapnya.

Sementara itu, Kepala DP3AP2KB Batang Supriyono mengatakan, reaksi penanganan stunting, seluruh instansi terkait akan membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) hingga tingkat desa.

Nanti tim akan menginventarisir daerah-daerah yang membutuhkan perhatian lebih untuk penurunan stunting. Ada tujuh kecamatan dan 25 desa.

“Kecamatan Blado adalah daerah yang paling perlu mendapat perhatian. Di sana akan kami lihat, desa-desa mana saja yang paling rawan stunting,” tegasnya.

Ada beberapa faktor penyebab, antara lain : sebagian warga tidak mengetahui menu-menu yang bergizi.

“Sebetulnya di desa itu banyak menu sehat yang murah, seperti telur dan ayam. Tapi terkadang mereka kurang perhatian terhadap nilai gizi dari makanan yang dikonsumsi,” ujar dia.

Ia memastikan, TPPS akan terjun ke lapangan mengedukasi warga, menu sehat apa saja yang harus dikonsumsi saat hamil.