Penjamasan Pusaka Kabupaten Batang Digelar Sederhana

Batang - Tradisi penjamasan atau penyucian sejumlah pusaka milik Kabupaten Batang tetap digelar pada Malam 1 Suro 1954 atau 1 Muharam 1442 Hijriyah, meski secara sederhana di tengah pandemi Covid-19.

Kegiatan tersebut dihadiri Bupati Batang Wihaji, Wakil Bupati Suyono beserta ahli waris Tombak Pusaka Kyai Abirawa, RM. Susanto Waluyo yang merupakan keturunan Pangeran Batang di Pendopo Kabupaten Batang, Rabu (19/8).

Prosesi penjamasan diawali dengan penyerahan Tombak Pusaka Kyai Abirawa dari Bupati Wihaji kepada RM. Susanto untuk dikirab mengelilingi halaman Kantor Bupati Batang. Pusaka lain yang ikut dikirab antara lain : Payung Sungsung Tunggul Naga, Keris Piyandel Adipati Pertama dan tiga tombak pengiring.

“Penjamasan pusaka sudah menjadi tradisi yang biasanya mengundang masyarakat, namun karena masih adanya pandemi Covid-19, malam hari ini khusus internal terdiri dari sebagian Aparatur Sipil Negara dan ahli waris,” kata Bupati Wihaji.

Bupati menerangkan, kegiatan ini bagian dari pelestarian budaya sekaligus merefleksi 1 Muharam atau 1 Suro untuk menyucikan pusaka.

“Kita pun ikut menyucikan diri barangkali ada kebatilan atau keburukan, direfleksi supaya semuanya lebih baik lagi di masa depan,” ujarnya.

Adapun sejumlah pusaka yang dirawat selama ini antara lain Tombak Kyai Penatas, Kyai Jalubung, Kyai Baru Tropong, Kyai Sapit Abon, Biring Lanang, Biring Wedok, Pedang Kyai Sabet, Keris Kyai Sabuk Tampar dan lainnya. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)