SDN 14 Sungai Raya Kubu Raya Jadi Sekolah Pertama di Indonesia Gunakan GeNose

Sebelum dilakukan penggunaan GeNose C19 oleh 20 siswa SDN 14 Sungai Raya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya Marijan mempraktikan cara penggunaannya di sekolah tersebut

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya Marijan mengatakan, penggunaan GeNose C19 ini tidak hanya dilakukan di SDN 14 Sungai Raya saja, namun kedepan juga akan dilakukan di PAUD, SD dan SMP yang tersebar di Kubu Raya, sedangkan untuk SMA menunggu kebijakan dari pemerintah provinsi Kalbar.

“Dilakukannya screening COVID-19 dengan GeNose C19 ini bertujuan agar peserta didik dan guru di sekolah bisa mendeteksi awal penularan virus Covid-19 sedini mungkin, karena cara kerja GeNose ini sangat cepat dan hanya tiga menit saja hasilnya sudah keluar dan 95 persen akurat. Sehingga jika ada siswa maupun guru yang hasilnya terindikasi positif Covid-19 maka akan langsung dilakukan perawatan di puskesmas terdekat yang ada di masing-masing sekolah," katanya.

Selama PTM, dirinya meminta kepada semua guru dan kepala sekolah untuk memperhatikan protokol kesehatan siswanya. Jika ada murid yang tidak membawa masker, pihak sekolah harus menyediakan dan memberikan masker kepada peserta didiknya dan jangan dibiarkan.

“Jika terdapat satu diantara murid maupun guru yang terpapar COVID-19 maka jajaran di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kubu Raya untuk memperhatikan hal itu dan kami di Dinas Kesehatan tetap memantau di masing-masing Puskesmas yang tersebar di 9 kecamatan," ujarnya.

Marijan menilai, SDN 14 Sungai Raya ini merupakan sekolah pertama di Kabupaten Kubu Raya dan di Provinsi Kalbar yang telah melakukan screening COVID-19 dengan GeNose C19 dan sekolah ini menjadi pelopor bagi sekolah-sekolah lainnya di Kalbar bahkan di Indonesia.

“Anak-anak di sekolah ini harus bangga, karena menjadi pelopor dan yang pertama di Kalbar bahkan di Indonesia yang telah diskrining COVID-19 dengan GeNose C19. Untuk itu, jika anak-anak murid ini menemukan temannya yang tidak menggunakan masker, mencuci tangan maka ajak temannya-temannya untuk mematuhi protokol kesehatan yang sudah diterapkan selama ini," ujarnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayan Kabupaten Kubu Raya Muhammad Ayub mengatakan, dalam penerapan PTM ini, pihaknya telah melengkapinya dengan petunjuk dan teknis (Juknis) yang sudah dilakukan. Satu diantaranya melakukan skrining deteksi COVID-19 dengan menggunakan GeNose C19 yang sudah dibeli Bupati Kubu Raya beberapa waktu lalu di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.

“Skrining ini akan lakukan secara rutin dari sekolah ke sekolah dan untuk guru-gurunya secara ritun setiap dua pekan juga akan dilakukan screening di Puskesmas-puskesmas yang ada di wilayah sekolahnya masing-masing. Hal ini khusus untuk wilayah yang berbatasan dengan ibu kota kabupaten," ujarnya.

Ayub menuturkan, langkah ini dilakukan agar pihaknya lebih dapat memantau dan selalu mengikuti perkembangan penyebaran COVID-19 di Kubu Raya. Untuk itu pihaknya melakukan berbagai upaya pencegahan, agar PTM ini bisa terus belangsung dengan baik dan lancar.

Berdasarkan pantauannya selama dua hari ini, ada beberapa sekolah yang sejak hari Senin kemarin sudah melakukan PTM dan ada juga yang mulai hari ini baru melakukan PTM, namun pihaknya meyakini paling lambat hari Rabu besok semua sekolah di Kubu Raya sudah melakukan PTM.

“Sejak awal, kami tidak memaksakan sekolah untuk PTM hari Senin, namun dari pantauan kami Insya Allah hari Rabu besok 100 persen semua sekolah sudah mulai melakukan PTM”, ucapnya.

Sementara itu, Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan menuturkan, sejak Desembes lalu, pemerintah daerah sudah menyiapkan Juknisnya dan sudah disepakati kepala sekolah untuk mempersiapkan sesuatunya dan orang tua juga harus dilibatkan melalui komite sekolah. Untuk itu pada saat murid maupun guru sudah masuk kelas, mohon diperhatikan protokol kesehatannya dengan menggunakan masker, mencuci tangan pakai sabun sebelum masuk kelas dan menjaga jarak duduk peserta didik.

“Dikeluarkannya kebijakan PTM ini karena sebagai bupati, dirinya memahami bagaimana perasaan anak-anak didik yang selama hampir satu tahun melakukan pembelajaran melalui daring. Tentunya kondisi itu bisa memberikan dampak yang kurang baik bagi perkembangan anak-anak. Meski hanya belajar daring, namun situasinya sangat berbeda karena tidak bisa bertemu langsung," kata Bupati Muda Mahendrawan.

Bupati meminta kepada Guru dan Kepala Sekolah untuk memberikan pembelajaran yang sifatnya mengisi ruang agar siswa bisa kreatif. Selain itu, dilakukannya PTM ini karena pemda Kubu Raya sudah melihat terkendalinya penyebaran COVID-19 dan tingkat kesembuhan yang cukup tinggi serta jumlah kasus juga tidak terjadi lonjakan di sejumlah kecamatan.

“Kita juga meminta kepada setiap sekolah untuk mempersiapkan fasilitas pencuci tangan sehingga setiap waktu anak-anak bisa mencuci tangannya. Selama PTM ini tidak ada waktu istirahatnya dan tidak ada agenda-agenda yang sifatnya diluar waktu belajar dan proses belajarnya hanya berlangsung selama dua jam saja dan setiap kelas dibagi dua," paparnya.

Bupati juga mengharapkan kepada orang tua murid agar tidak terlalu lama menjemput anaknya pulang sekolah agar anak-anak juga tidak terlalu lama menunggu dan untuk hal-hal lainnya dinas terkait juga melakukan kontrol.

“Sejak dilakukannya PTM ini ada situasi yang sangat berbeda, karena orang tua murid tetap bersemangat mengantarkan anaknya ke sekolah, bahkan pada saat saya menghadiri Musrenbang di Kecamtan Batu Ampar Senin (22/2) kemarin di Olak-olak Pinang ada seorang ibu yang mengantar anaknya menggunakan sampan dan kondisi itu tampak wajah semangat ibu dan anaknya. Hal ini perlu kita lihat, karena suasana batin itu sangat penting untuk kita dan ini juga merupakan bagian dari menanjakan imunitas tubuh kita," pungkasnya.