Wagub NTT: Perlu Kolaborasi Percepatan Penurunan AKI, AKB dan Stunting

Labuan Bajo - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menetapkan terbentuknya Tim Koordinasi (Pokja) Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), serta Pencegahan dan Penanganan Stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur, di Kupang, Selasa (4/5).

Wakil Gubernur Yosef Nae Soi, dalam sambutannya mengatakan, Pemprov NTT saat ini terus berupaya optimal untuk menurunkan AKI dan AKB serta percepatan penurunan dan pencegahan stunting.

Tahun 2020, lanjut Wagub yang biasa disapa Nae Soi, jumlah kematian ibu di NTT sebanyak 149 kasus dan angka kematian bayi baru lahir mencapai 744 kasus, sedangkan angka stunting mencapai 24,2 %.

"Kondisi ini masih jauh jika dibandingkan dengan target yang dimasukan dalam RPJMD 2018-2023 yaitu tidak adanya kasus kematian ibu dan bayi baru lahir di NTT. Dengan kata lain target RPJMD Pemprov NTT untuk kematian ibu melahirkan dan neonates adalah nol kasus," jelas Wagub seperti disebutkan dalam siaran pers Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT.

Lebih lanjut, Wagub Nae Soi menyatakan, dalam rangka upaya percepatan penurunan AKI dan AKB serta penurunan dan pencegahan Stunting diperlukan sebuah kelompok kerja yang akan mengkoordinir semua kegiatan dan upaya pencapaian target tersebut.

“Pemprov NTT telah mempunyai Kelompok Kerja (Pokja) Percepatan Pencegahan dan Penanganan Stunting yang dibuat berdasarkan Surat Keputusan Gubernur NTT dan Surat Keputusan Kepala Bappelitbangda Provinsi Tahun 2019," jelas Nae Soi.

Ia menjelaskan untuk mengakomodir kebutuhan dan sesuai situasi saat ini perlu dilakukan perubahan struktur kelompok kerja tersebut dimana dua kelompok kerja terintegrasi untuk mencapai hasil yang maksimal.

"Untuk mencapai hasil maksimal Pemerintah Provinsi NTT menggandeng USAID," jelas Wagub Nae Soi.

Wakil Gubernur NTT berharap di waktu yang akan datang, praktik kolaborasi program ini harus dapat dikreasikan untuk menyelesaikan berbagai persoalan terutama peningkatan kualitas dan akses layanan Pendidikan maupun upaya pengurangan angka kemiskinan.

“Kita membutuhkan kolaborasi untuk menghasilkan Super team dan bukan sekedar Superman yang bergerak secara sendiri. Setiap masukan dan kontribusi dalam pelaksanaan kegiatan ini harus tercatat dengan baik untuk dirumuskan dalam implementasi kegiatan demi pencapaian target Pemerintah Provinsi NTT NTT Bangkit – Menuju NTT Sejahtera," pungkas Josef Nae Soi.

Sementara itu Direktur Kantor Kesehatan USAID Pamela Foster menyampaikan dukungan terhadap Program Momentum untuk mencapai target pemerintah mempercepat penurunan AKI dan AKB di NTT.

"USAID mendukung terbentuknya Tim Koordinasi (Pokja) Percepatan Penurunan AKI, AKB dan Pencegahan dan Penanganan Stunting di NTT. USAID akan memberikan dukungan teknis untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, meningkatkan sistem rujukan dan meningkatkan kualitas data untuk pengambilan keputusan di 22 Kabupaten/kota di NTT,” ucap Pamela Foster.

Dalam kesempatan ini sekaligus juga untuk merayakan Hari Bidan International yang jatuh pada tanggal 5 Mei. Pemerintah Provinsi NTT dan USAID mengapresiasikan peran dan dukungan para bidan yang sebagian besar adalah tenaga pelaksana Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di tingkat masyarakat.

Acara penetapan Pokja yang berdekatan dengan Hari Bidan International ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian para pemangku kepentingan terhadap KIA.

Pada kegiatan Launching Pokja Percepatan Penurunan AKI/AKB dan Pencegahan Stunting yang berlangsung di Kupang ini, forum tersebut juga melaksanakan diskusi panel masing-masing dari perwakilan lembaga antaranya, Bappelitbangda NTT, Dinas Kesehatan NTT, Ketua Pokja Stunting dan perwakilan dari USAID melalui Program Momentum.