Demak – Tradisi Syawalan yang diselenggarakan H+7 Lebaran yang biasanya dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Bonang dan Wedung pada tahun ini kembali ditiadakan kedua kalinya di tengah pandemi COVID-19. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya klaster COVID-19 pada pesta sedekah laut, mengingat Syawalan selalu dihadiri ribuan warga.
Larangan untuk dilakukannya pesta sedekah laut telah disosialisasikan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Demak melalui media sosial, spanduk dan banner website, agar dapat diketahui oleh masyarakat.
Kepala Dinas Pariwisata Agus Kriyanto menyampaikan, penutupan lokasi sedekah laut dan Syawalan sudah disepakati oleh Gugus Tugas COVID-19 yakni forkopimda.
"Hingga sekarang belum ada perintah dari forkopimda untuk membuka destinasi wisata atau lokasi Syawalan, sehingga sampai dengan sekarang kami masih menutup objek wisata di Demak tapi akan kami lakukan evaluasi terus, seandainya dimungkinkan bisa sewaktu-waktu akan dibuka. Jadi evaluasi hingga saat ini memang belum di perkenankan membuka destinasi wisata," kata Agus saat ditemui di kantornya, Selasa (18/5).
“Kami harapkan kita bersama-sama masyarakat, pemerintah dan semua stakeholder, mematuhi aturan yang ada sehingga dapat menekan penyebaran COVID-19," tuturnya.
Lebih lanjut, pihaknya meminta kepada masyarakat untuk bersabar, destinasi wisata sementara akan dikondisikan dalam keadaan bersih serta penerapan protokol kesehatan yang lebih baik.
Agus menambahkan hasil dari evaluasi, selama penutupan yang dilakukan dari tanggal 6-17 Mei 2021 sudah mengalami penurunan secara signifikan.
“Meskipun terdapat beberapa wisatawan yang terlanjur sampai ke lokasi, namun kita sudah siapkan petugas dalam rangka pengawasan dan mensosialisasikan terkait penutupan tersebut karena keadaan kondisi COVID-19 hingga saat ini masih belum baik," pungkasnya.