Media Center Banjar Raih Penghargaan dari Wali Kota Banjarbaru

Martapura – Media Center Kabupaten Banjar meraih penghargaan Foto Pilihan Terbaik Terfavorit dari Wali Kota Banjarbaru M. Aditya Mufti Ariffin, di Aula Gawi Sabarataan, Perkantor Pemkot Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Sabtu (12/6).

Pemberian penghargaan foto tersebut dalam rangka memeriahkan Festival Salikur 2021 yang diadakan Pemkot Banjarbaru pada Ramadan lalu.

Penghargaan diterima oleh perwakilan pengelola Media Center Kabupaten Banjar Muhammad Andri dan Agus Fahlevie yang mengikuti Festival Salikur 2021 kategori fotografi DSLR.

Muhammad Andri mengucapkan terima kasih atas raihan yang sudah didapat, ini merupakan hal yang tidak diduga karena banyak masyarakat yang mengikuti lomba foto Festival Salikur 2021.

“Pilihan foto ini juga langsung dipilih Walikota Banjarbaru pa Aditya, melalui foto yang sudah kita kirim melalui media sosial Instagram Banjarbaru Dalam Lensa (BDL) yang menjadi panitia lomba,” kata dia.

Dikatakannya, berawal dari iseng foto-foto bersama rekannya, dan saat itu bertepatan dengan Festival Salikur warga ramai dengan hiasan lampu warna warni di setiap RT di Kota Banjarbaru.

“Akhirnya terpilihlah kampung pejabat Kelurahan Loktabat yang menjadi objek foto kami dengan model anak-anak setempat yang hendak begarakan (membangunkan) sahur dengan latarbelakang lampu-lampu hias,” ucap dia.

Dia berharap semoga Media Center Kabupaten Banjar tetap memberikan yang terbaik untuk daerah dengan beberapa prestasi yang sudah diraih baik lokal sampai nasional.

Sementara itu, Wali Kota Banjarbaru M. Aditya Mufti Ariffin mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan kepada sponsor yang sudah mendukung Festival Salikur 2021.

"Festival ini berjalam sukses. Ini merupakan event untuk berbuat kebaikan yang diikuti dari 55 RT dengan menampilkan tanglong dan lampion yang merupakan kegotongroyongan. Dengan membudayakan kearifan lokal dengan generasi mudanya," ujarnya.

Dikatakannya, Festival Salikur 2021 sebagai upaya membangkitkan budaya dahulu dengan syiar Islam yang mengangkat budaya lokal. Ibarat “Maangkat Batang Tarandam” yang artinya kegiatan budaya yang sudah hilang dibangkitkan kembali.

“Diharapkan budaya ini menjadi event tahunan, insyaallah tetap berlanjut. Dan semoga semakin meningkat lagi peserta lomba tanglong dan foto,” ujarnya.