Panglima, Kapolri, dan Menkes Tinjau Vaksinasi Massal di Kota Madiun

Madiun – Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Ganip Warsito hingga Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau vaksinasi COVID-19 massal di Kota Madiun, Jumat (18/6).

Wali Kota Maidi menyebut kedatangan tamu penting tersebut tentu menambah semangat tersendiri untuk Kota Madiun.

‘’Ini merupakan bentuk perhatian dari bapak Panglima, Kapolri, Menkes, Kepala BNPB dan Ibu Gubernur untuk Kota Madiun. Perhatian ini tentu saja yang kita harapkan,’’ kata Maidi.

Sementara itu, Menkes Budi Gunadi Sadikin memberikan apresiasi terkait capaian vaksinasi di Kota Madiun yang sudah mencapai 25 persen.

Menkes menegaskan siap memberikan suplai vaksin agar capaian lebih meningkat.

"Paling tidak, separuh penduduk Kota Pendekar sudah tervaksinasi. Terutama mereka kategori lansia dan pralansia. Bantuan vaksin tersebut dirasa perlu mengingat stok vaksin Kota Madiun juga menipis. Saat ini, masih tersisa sekitar 1.100 vaksin," ujarnya.

‘’Proses vaksinasi terus kita lakukan. Bahkan, dari pak Menkes tadi siap menambah jatah vaksin untuk Kota Madiun agar bisa cepat selesai,’’ jelasya.

Selain itu, apresiasi juga diberikan terkait penanganan COVID-19, terutama sinergitas tiga pilar di Kota Madiun dalam penanganan virus corona.

Wali kota berharap masyarakat terus disiplin protokol kesehatan. Sebab, vaksinasi tidak menutup kemungkinan untuk tertular. Vaksinasi hanya menjadi salah satu upaya pengendalian penularan COVID-19. Namun, protokol kesehatan tidak boleh ditinggalkan.

‘’Beliau-beliau tadi juga menyampaikan untuk disiplin protokol kesehatan. Pemerintah daerah termasuk TNI/Polri harus lebih mendekat kepada masyarakat untuk menanamkan kedisiplinan itu,’’ imbuhnya.

Apalagi, jelas Maidi, tingkat keterisian tempat tidur isolasi di rumah sakit nyaris penuh saat ini. Keterisian mencapai 93 persen di empat rumah sakit, yakni, RSUD dr Soedono, RSUD Kota Madiun, RSI Aisyiah, dan RS DKT.

Wali kota berharap rumah sakit lain juga membuka layanan isolasi COVID-19, paling tidak 10 - 20 bed. Hal itu sebagai Langkah antisipasi jika terjadi lonjakan kasus.

‘’Upaya mengerem COVID-19 terus kita lakukan. Disamping itu, sarana dan prasarananya juga kita cukupi. Tetapi upaya ini tidak akan maksimal jika masyarakat tak disiplin protokol kesehatan,’’ pungkasnya.