Tanaman Indigo untuk Pewarna Batik Dikembangkan di Pasuruan

Pasuruan - Ferry Sugeng Santoso, pemilik Alam Batik di Desa Gunting, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan mulai mengembangkan tanaman Indigofera Stubilantes sebagai penghasil warna “colour of the King”.

Saat ditemui di rumahnya, Minggu (27/6) siang, Ferry mengungkapkan, tanaman Indigo adalah sejenis perdu dengan bentuk daun yang lebat dan bulat dan bisa menjadi tinggi maksimal 1-1,5 meter. Tanaman ini dikenal dengan sebutan tanaman nila yang berasal dari Jepang dan banyak dikembangkan di daerah Temanggung, Jawa Tengah.

Saat ini, ia mengaku sudah menanam sekitar 500 tanaman indigo di daerah Nongkojajar, Kecamatan Tutur serta di sekitar Lereng Gunung Arjuno. Seluruh tanaman tersebut merupakan hasil dari kerja sama dengan beberapa pihak yang mendukung pengembangan tanaman ini.

Dijelaskan Ferry, bibit pohon indigo diperoleh dari biji buah indigo yang bentuknya seperti petai, namun ukurannya hanya hanya sebesar pangkal lidi. Dengan pewarnaan alami yang berasal dari daun indigo ini, jadilah batik yang berwarna emas biru, yang ia sebut dengan "Colour of The King"

“Colour of the king adalah istilah warna biru yang sangat elegan dan mahal, mengingat warna ini dipakai dalam pakaian raja-raja Jawa zaman dahulu,” ungkapnya.