Polda Kalbar Monitoring Penanganan COVID-19 di Singkawang

Singkawang - Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran (Karo Rena) Polda Kalimantan Barat Kombes Pol Deni Hermana melakukan rapat koordinasi bersama Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie dan jajaran terkait implementasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Mikro, Kamis (8/7).

Rapat koordinasi tersebut merupakan bagian dari pemantauan yang dilakukan Satgas COVID-19 Kalimantan Barat terhadap implementasi PPKM Mikro di Singkawang.

Kombes Pol Deni Hermana, dalam arahannya berharap Satgas COVID-19 Kota Singkawang dapat menurunkan status zona Merah. Ia berpesan agar implementasi testing, tracing, dan treatment (3T) di dilakukan lebih optimal.

Dirinya menjelaskan, pemberian status zona berdasarkan klasifikasi warna ini sudah sering terdengar dalam perbincangan mengenai peta sebaran COVID-19 di suatu daerah. Seperti diketahui, istilah zona berdasarkan warna tersebut, antara lain zona hijau, kuning, oranye, dan merah. Deni menyebutkan terdapat 15 indikator yang menjadikan suatu daerah masuk dalam salah satu klasifikasi warna tersebut.

“Ada 15 indikator yang menentukan status zona suatu daerah,” ungkapnya.

Indikator kesehatan masyarakat tersebut, jelas Deni, terdiri dari 11 indikator epidemologi, dua indikator surveilans kesehatan masyarakat, dan dua indikator pelayanan masyarakat.

Dari 15 indikator kesehatan masyarakat tersebut, Deni mengutarakan salah satu penyebab Kota Singkawang memasuki zona merah adalah dengan ketersediaan Bed Occupancy Rate (BOR) yang ada di tiap rumah sakit.

“Dari 15 indikaror itu yang paling menonjol yaitu ketersediaan BOR. Terpakainya ketersediaan BOR ini mempengaruhi status zonasi kota Singkawang. Karena terjadi peningkatan kasus di kota Singkawang, sementara pasien terkonfirmasi sudah memenuhi ketersediaan BOR ini.” jelasnya.

Terkait hal ini, Deni berpesan kepada Satgas COVID-19 Kota Singkawang mengoptimalkan posko-posko di tingkat kelurahan/desa sebagai bentuk penerapan 3T.

“Harapan saya posko-posko di tingkat kelurahan/desa dioptimalkan untuk mendata testing, tracing, dan treatment. Dari data yang jelas tersebut, kita bisa tahu ketersediaan perangkat kesehatan, obat-obatan, sembako, peralatan vaksinasi, APD dan lain-lain. Kemudian percepatan vaksinasi, harus menyediakan banyak titik-titik vaksinasi dan disosialisasikan kepada masyarakat,” ujarnya.

Deni menilai antusiasme masyarakat kota Singkawang terhadap percepatan vaksinasi akan semakin meningkat dengan penyediaan titik-titik vaksinasi di lokasi-lokasi yang berbeda.

“Sebenarnya masyarakat sangat antusias untuk mengikuti vaksin. Mungkin karena persoalan tempat yang terpusat, jadi masyarakat lebih was-was dan saling menjaga juga. Kalau lokasi vaksinasi dibagi ke beberapa tempat, saya pikir kita bisa lebih optimal memfasilitasi antusiasme masyarakat ini," ujarnya.

Ia berharap masyarakat kota Singkawang menyadari situasi daerahnya yang tengah berada di zona merah. Deni juga berpesan kepada masyarakat untuk berpegang pada pedoman penerapan protokol kesehatan dan peraturan PPKM Mikro Kota Singkawang.

Sementara itu, Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie mengapresiasi kunjungan Karo Rena Polda Kalimantan Barat untuk melalukan pemantauan implementasi PPKM Mikro.

“Saya mengapresiasi beberapa tips dan masukan yang diberikan untuk percepatan penanganan COVID-19, dimana saat ini Singkawang berada di zona merah. Targetnya, kita mampu menurunkan status zonasi sela sebulan kedepan. Khususnya, kami meminta kerjasama para pelaku usaha Kota Singkawang untuk menuruti instruksi terkait jam operasional," ujar Tjhai Chui Mie.

Tjhai Chui Mie menerangkan kondisi tenaga kesehatan di Singkawang dan meminta bantuan tim dari Polri untuk percepatan program vaksinasi.

“Untuk membuka titik-titik vaksinasi yang tersebar di Kota Singkawang, tenaga kesehatan kita tidak mencukupi untuk memenuhi hal itu. Target kita dalam sehari mencapai 1.000 masyarakat yang divaksin. Sementara, kondisinya ada beberapa tenaga kesehatan yang terkonfirmasi dan berakibat pada capaian vaksinasi sekitar 800-900 orang per hari. Sehingga saya meminta bantuan tim vaksinasi dari Polri untuk percepatan penyuntikan vaksin ini," terang Tjhai Chui Mie.