Ketua TP PKK Singkawang Prihatin Tingginya Angka Pernikahan Dini

Singkawang – Ketua TP PKK Kota Singkawang Juli Wahyuni merasa prihatin dengan angka pernikahan anak usia dini di Provinsi Kalimantan Barat yang menduduki peringkat ke-5 nasional.

Juli mengatakan, sebagai ketua TP PKK Kota Singkawang dirinya terpanggil untuk melakukan upaya agar angka pernikahan dini bisa diturunkan.

Keseriusan dari rasa keprihatinannya ditunjukkan dengan melakukan sosialisasi kepedulian pencegahan pernikahan anak melalui twibbonize bekerjasama dengan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Singkawang, serta memberikan pembinaan kepada pengurus dan kader PKK di Kelurahan Semelagi kecil, Selasa (3/8), yang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Singkawang.

Juli mengatakan, pernikahan usia dini berdampak pada kesehatan jasmani dan psikologis. Masalah yang ditimbulkan akibat nikah muda mulai dari masalah kesehatan hingga sosial.

“Ada beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari pernikahan dini,  dampak tersebut tidak hanya dirasakan oleh pasangan menikah, namun juga bayi yang dilahirkan,” ujarnya.

Menurutnya, dampak pernikahan anak usia dini dapat menyebabkan risiko bayi lahir stunting.

“Ada hubungan antara usia ibu saat melahirkan dengan angka kelahiran stunting. Semakin muda usia ibu saat persalinan, akan semakin besar berpotensi melahirkan bayi yang stunting,” katanya.

Ia mengungkapkan selain menyebabkan bayi stunting juga berakibat pada kematian ibu dan bayi.

“Nikah muda meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi saat proses melahirkan. Panggul ibu yang sempit karena belum berkembang dengan baik menjadi salah satu faktor kematian pada bayi dan ibu," ujarnya.

Ia menjelaskan, kehamilan pada perempuan usia muda memiliki potensi mengalami robek mulut rahim yang bisa menyebabkan pendarahan. Kehamilan di bawah usia 20 tahun juga meningkatkan potensi preeklamsia, yaitu meningkatnya tekanan darah hingga kejang saat persalinan. Kondisi ini bisa menyebabkan kematian pada ibu.

Juli mengatakan bahwa kehamilan di usia dini karena nikah muda juga menyebabkan perempuan berisiko mengalami osteoporosis. Penyakit ini menyebabkan tubuh menjadi bungkuk, tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Kanker mulut rahim juga bisa muncul akibat pernikahan dini. Sedangkan dari sisi psikologis, menikah membutuhkan kesiapan psikologis yang kuat.

“Pada pernikahan dini, pasangan biasanya belum siap menjalani kehidupan berumahtangga. Akibatnya, angka perceraian pada pasangan menikah muda sangat tinggi. Hal ini disebabkan oleh pertengkaran yang terus-menerus muncul, dan pasangan nikah muda tidak tahu cara yang tepat untuk menyelesaikannya,” ujarnya.

Juli juga mengimbau kepada masyarakat, para pengurus dan kader PKK untuk bergandeng tangan bersama-sama mengedukasi masyarakat agar pernikahan usia dini dapat dicegah.