Batang - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 yang masih berlangsung membuat pelaku usaha di bidang pariwisata Batang Dolphin Center (BDC) tetap bertahan dengan segala keterbatasan.
“Untungnya BDC didominasi herbivora, sehingga tidak terlalu sulit mencari pakan,” kata Manajer Batang Dolphin Center, Bagus Wijaya Danu, saat ditemui di BDC, Kabupaten Batang, Jumat (6/8).
Dijelaskannya, BDC diperkirakan dapat bertahan di tengah pandemi COVID-19 hingga dua tahun ke depan. Hal itu dikarenakan bisnis yang digeluti tidak hanya bergerak di satu bidang saja, tapi juga ada perhotelan dan restoran, yang masih bisa bergerak.
“Tetapi di masa sekarang semua merasakan sulit, termasuk Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan-perusahaan yang mempunyai perhatian terhadap satwa akan berkurang. Penyumbang pun hanya bagi kalangan tertentu, yang benar-benar penyayang satwa atau sudah terbiasa memberi sumbangan karena ada kelebihan dana,” ungkapnya.
Selama ini masih ada sejumlah komunitas pecinta satwa yang memberikan perhatian lebih dengan menyumbangkan pakan.
“Kami sangat berterima kasih masih ada yang memperhatikan satwa. Mereka ada yang nyumbang pisang sepuluh sisir, pepaya dua keranjang, wortel sepuluh kilogram, ubi, singkong,” jelasnya.
Untuk pakan ikan, Dolphin Center masih mendapatkan potongan harga dari para nelayan di Batang.
“Kalau dulu satu kilogram ikan harganya Rp25 ribu, sekarang cuma Rp15 ribu. Mereka memberikan potongan harga, sekaligus bentuk perhatian terhadap satwa,” terangnya.
Masalah pakan, jika dalam kondisi wajar satwa diberi makan wortel, tetapi sekarang diberikan pakan alternatif.
“Kalau herbivora kami masih bisa cari rumput di sekitar. Kebutuhan rumput bisa mencapai satu ton untuk memberi pakan hewan dalam satu hari setengah, kalau karnivora tidak terlalu merepotkan, karena hanya ada buaya dan macan tutul yang membutuhkan daging 2-3 kilogram untuk sehari bisa bergantian antara daging sapi atau ayam,” tandasnya.
Ia mengatakan, jumlah lumba-lumba masih sebanyak 14 ekor, dengan latihan rutin untuk semua satwa.
“Satwa yang dimiliki beragam, ada kuda nil, lumba-lumba, gajah, burung, anjing, dan ular,” tuturnya.
Ia menegaskan, agar pariwisata cepat dibuka dibutuhkan kesadaran dari masyarakat tentang disiplin protokol kesehatan.