Kota Pekalongan - Selama penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 4 di Kota Pekalongan, harga kebutuhan pokok dan stok masih stabil.
Meskipun ada beberapa komoditi, seperti minyak goreng curah mengalami kenaikan dari harga eceran tertinggi.
Plt Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM kota Pekalongan Joko Purnomo menyampaikan bahwa untuk fluktuasi harga kebutuhan pokok dan stok terbilang cukup stabil.
"Kami rutin melakukan survei untuk memantau persediaan (stok) dan harga kebutuhan masyarakat di tiga pasar yakni Pasar Grogolan, Sorogenen, dan Banyuurip," ungkap Joko saat dikonfirmasi melalui telepon, Senin (9/8).
Untuk harga beras premium yakni Rp10.500, beras medium Rp10.000 dan gula pasir seharga Rp12.000/kg. Adapun jumlah stok beras yakni 103.548 ton dan gula sebanyak 66.450 ton cukup hingga empat bulan ke depan.
Minyak goreng kemasan seharga Rp13.000/botol dengan stok sebanyak 1.000 botol. Lalu, minyak goreng curah Rp16.000/liter dan jumlah stok 19.046 liter, cukup hingga lima bulan. Untuk gas ukuran 3 kg seharga Rp20.000 dan persediaannya cukup.
"Daging sapi stoknya 66.730 ton dan daging ayam ras sebanyak 106.700 ton cukup hingga tiga bulan. Begitu pula, untuk komoditi cabai, bawang merah, dan bawang putih," terang Joko.
Selain itu, selama PPKM juga berdampak bagi para pedagang. Adanya pembatasan jam operasional membuat omzet penjualan menurun, terlebih bagi pedagang kaki lima (PK5). Sehingga, untuk membantu pedagang, pihaknya menyalurkan sejumlah bantuan baik dari pemerintah maupun stakeholder terkait.
Data penerima diprioritaskan yang ber-KTP kota Pekalongan dan data pedagang yang terdaftar karena membayar retribusi PK5.
"Secara bertahap, sudah kami salurkan seperti bantuan dari KORPRI dan ASN Peduli, bantuan dari Pemkot Pekalongan, dan lainnya. Memang tidak sedikit, pedagang yang berjualan di Zona Merah (wilayah dilarang berdagang) sehingga mereka tidak membayar retribusi," katanya.