Batang - Peringatan malam 1 Muharram 1443 Hijriyah bertepatan 1 Suro 1955 Jawa, Pemerintah Kabupaten Batang melaksanakan pagelaran wayang kulit secara virtual, menampilkan dalang cilik Ki Huda Erlangga berusia 10 tahun yang tampil memukau sebagai pembuka dengan membawakan lakon “Dursasana Gugur” selama 45 menit.
Penampilan spektakuler berikutnya adalah dua dalang senior, yakni Ki Makful dan Ki Rochim yang membawakan lakon “Ruwatan Agung atau Ruwatan Sirnane Pagebluk”.
“Peringatan Malam 1 Suro tahun ini dilanjutkan dengan pagelaran wayang kulit secara virtual dengan menampilkan dalang cilik Huda Erlangga yang sekarang duduk di kelas 5 MI Tragung,” kata Bupati Batang Wihaji usai menyaksikan penampilan pagelaran wayang kulit, di Aula Kantor Bupati, Kabupaten Batang, Senin (9/8) malam.
Ia menegaskan, pagelaran wayang kali ini pasti berbeda, tidak mengundang banyak penonton, hanya jajaran Forkopimda dan Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
“Masyarakat bisa menyaksikan secara virtual melalui siaran streaming Youtube Pemkab Batang, jadi protokol kesehatannya diperketat,” tegasnya.
Kepala Disdikbud Batang Achmad Taufiq mengatakan, pagelaran wayang merupakan agenda tahunan, yang jika tahun-tahun sebelum pandemi digelar secara langsung. Namun karena suasananya masih pandemi, pagelaran wayang dilaksanakan secara virtual, agar masyarakat baik yang berada di dalam kota maupun di luar daerah dapat menyaksikan.
“Dipilihnya lakon “Dursasana Gugur dan Ruwatan Agung”, merupakan ungkapan doa, agar pandemi ini cepat berakhir,” ujar dia.
Ia menambahkan, di tengah-tengah pagelaran wayang, turut ditampilkan pula tari Serabi Kalibeluk yang menceritakan tentang makanan tradisional khas Kabupaten Batang, yang telah ada sejak pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Mataram.