RSUD Gambiran Kediri Edukasi COVID-19 Melalui 'SUNTIK'

Kediri - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gambiran Kota Kediri menggelar webinar seputar kesehatan di tengah pandemi COVID-19 bertajuk 'SUNTIK' (Seputar Informasi Kesehatan).

Direktur RSUD Gambiran Kota Kediri melalui Wakil Direktur I Nengah Gangga di Command Center, Jumat (20/8), mengatakan bahwa tema ini dipilih sebab sangat relevan dengan kondisi saat ini.

“Saat ini ribuan masyarakat di Kota Kediri tengah melaksanakan isolasi mandiri, jadi sangat perlu sekali informasi seputar hal ini untuk mengedukasi masyarakat supaya tidak salah dalam melakukan treatment,” tuturnya.

Gangga juga menyebutkan bahwa pihaknya menargetkan melalui inovasi yang diluncurkan ini, ilmu masyarakat seputar penanganan COVID-19 dapat dipahami dengan baik.

“Tujuannya pasti supaya masyarakat paham kondisi kesehatan terutama kaitannya tentang COVID-19. Dengan demikian masyarakat akan lebih berhati-hati yang kemudian akan berdampak pada penurunan angka kasus positif. Jika angka kasus turun, begitu juga dengan tingkat kematian akibat COVID-19 juga bisa ditekan,” jelasnya.

Sementara itu, poteker Dhien Juningtyas Setyowati didaulat sebagai narasumber untuk menyampaikan informasi seputar penggunaan obat saat isoman. Menurut Dhien, masyarakat tidak boleh sembarangan dalam mengonsumsi obat.

“Tidak boleh sembarangan, semua itu harus atas rekomendasi dari dokter atau tenaga kesehatan, salah-salah bukannya sakitnya sembuh, justru timbul gejalabaru akibat efek samping dari obat yang dikonsumsi tanpa resep dari dokter,” terangnya.

Selain itu, ia juga menyampaikan tata laksana tentang isolasi mandiri. Menurutnya isoman sekalipun juga harus atas rekomendasi dari tenaga medis setelah melihat kondisi kesehatan dari pasien.

“Isolasi atas rekomendasi tenaga kesehatan, bagi yang tanpa gejala dilaksanakan selama 10 hari sedangkan yang bergejela ringan adalah 10 hari ditambah 3 hari tanpa gejala,” imbuhnya.

Selanjutnya pemenuhan kondisi non farmakologi juga perlu diperhatikan dengan baik seperti lingkungan dan kondisi keluarga. Kemudian terkait pemenuhan farmakologi akan disesuaikan dengan gejala yang diderita oleh pasien.

“Satu pasien dengan yang lainnya gejalanya biasanya beragam, jadi obat pun juga disesuaikan dengan kondisinya,” tandasnya.