PPKM Level 3, Pemkot Pekalongan Siapkan Uji Coba PTM

Kota Pekalongan - Perkembangan kasus COVID-19 di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, saat ini sudah menunjukkan tren penurunan dengan masuk ke pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 3. Terkait hal itu, Pemerintah Kota Pekalongan (Pemkot) mempersiapkan uji coba sistem Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dalam waktu dekat.

Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid mengungkapkan bahwa untuk penyelenggaraan PTM sebenarnya Kota Pekalongan sudah siap kembali, seperti pelaksanaan uji coba PTM awal April lalu yang dinilai berjalan lancar dan aman dari penularan COVID-19. Menurutnya, dalam beberapa kali uji coba yang sudah dilakukan sebelumnya, pembatasan-pembatasan dan protokol kesehatan juga bisa diterapkan dengan baik. Terlebih, saat ini orangtua murid maupun peserta didik sudah banyak yang menghendaki anaknya bisa sekolah tatap muka kembali secara terbatas.

“Untuk PTM sebenarnya kita sudah siap uji coba seperti yang kemarin, jadi tidak ada masalah,kita hanya melakukan lagi tetapi ini yang menjadi masalah adalah vaksinasi untuk murid, karena arahan dari Pak Presiden maupun Pak Gubernur, kalau PTM itu semua warga sekolah termasuk siswa sudah harus divaksin, tetapi kemarin perkiraan kita atau informasi dri Dinas Provinsi Jawa Tengah pada Agustus ini akan tersedia vaksin (banjir vaksin), tetapi ternyata sampai akhir Agustus ini belum datang vaksinnya untuk pelajar sekolah,” terang Aaf, sapaan akrabnya, baru-baru ini.

Aaf berharap setelah datangnya stok vaksin untuk pelajar sekolah tersebut, akan bisa langsung didistribusikan langsung kepada sekolah-sekolah terutama dalam mempersiapkan uji coba PTM.

Lebih lanjut, Aaf menyebutkan, untuk rencana uji coba PTM nanti, mekanismenya tidak jauh beda dari pelaksanaan uji coba sebelumnya diantaranya kapasitas kehadiran 50 persen, maksimal proses belajar mengajar secara tatap muka hanya 3 jam di sekolah, dan sekolah wajib mempersiapkan sarana dan prasana protokol kesehatan ketat.

“Uji coba PTM rencananya sama seperti kemarin, kapasitasnya 50 persen,50 persen (shifting),maksimal hanya 3 jam di sekolah dan melalui persyaratan yang sangat ketat, dalam arti murid tidak boleh membawa kendaraan sendiri (harus diantar), murid harus membawa bekal sendiri dari rumah, warga sekolah harus wajib mengenakan masker, face shield, dan menerapkan jaga jarak. Disamping itu, sekolah juga harus menyiapkan hand sanitizer, tempat cuci tangan, semuanya sudah disiapkan. Mudah-mudahan lancar dan melihat dari orangtua maupun murid sendiri sudah banyak menginginkan sekolah tatap muka,” pungkasnya.