Bedah Buku 'Jayapura Emas di Tahun 2030' Karya Jhon Manansang Wally

Sentani - Sebuah buku berjudul 'Jayapura Emas di Tahun 2030', karya John Manansang Wally baru saja dirilis. Buku setebal 43 halaman itu langsung dibedah dalam sebuah acara di salah satu Ballroom Suni Garden Lake Hotel and Resort Hawaii, Kota Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Senin (30/8).

Dalam buku pertama yang berhasil dirampungkan oleh mantan Direktur RSUD Abepura itu berisi tentang suatu harapan dan merupakan jalan tengah yang dilahirkan di tengah-tengah masa sulit pandemi COVID-19, serta sebagai persembahan murni dari kita semua untuk masa depan Kabupaten Jayapura kita tercinta yang lebih baik.

Ia yang juga sebagai Pemerhati Masalah Sosial dan Kesehatan Provinsi Papua itu pun menulis buku 'Jayapua Emas di Tahun 2030', menguraikan tentang 3 hal yang bersifat substansial sebagai benang merah di dalam buku itu, yakni substansi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

Untuk jangka pendek adalah terkendalinya situasi COVID-19 di Papua, terselesaikannya masalah-masalah tuntutan ganti rugi hak ulayat, tuntutan penyelesaian masalah banjir bandang, tuntutan penyelesaian ruas jalan Depapre hingga masalah-masalah sosial lainnya yang kiranya bisa diselesaikan dengan baik dan bermartabat, dengan puncak harapannya adalah sukses PON XX dan Peparnas XVI Tahun 2021 di Jayapura.

Kemudian, untuk jangka menengah adalah tentang bagaimana upaya terhadap pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, baik pangan, perumahan, infrastruktur dan fasilitas umum dasar, alat transportasi, jaringan telekomunikasi internet dan air bersih.

Sedangkan, untuk jangka panjang adalah tentang harapan masa depan Kabupaten Jayapura yang lebih baik, aman, damai dan maju. Konsep jangka panjang yang ditawarkan adalah Kabupaten Jayapura menjadi destinasi wisata global.

Usai membedah buku, John Manansang Wally mengatakan, buku ini lahir dari suatu pergumulan berdasarkan dari pengamatannya selama ini. Menjelang pelaksanaan PON XX 2021, ujarnya, semua pihak di daerah ini sudah harus bersatu. Yakni, masyarakat, masyarakat adat, pemerintah serta seluruh komponen lainnya harus bersatu untuk menyambut pelaksanaan PON.

"Karena event PON ini adalah masalah harga diri kita orang Papua. Jadi ini harga diri kita, baik agama, pemerintah maupun adat itu kita pertaruhkan harga diri kita di PON ini," tuturnya.

"Jadi kalau kita bisa sukses PON itu, berarti kita bisa bicara masa depan. Tapi jika PON ini gagal, kita mau bicara apa. Karena hal ini salah satu indikator penting yang harus kita bersama. Oleh karena itu, kita mendesak bagaimana saya menulis buku ini siang dan malam untuk kita bedah hari ini," sambung John Manansang Wally.

Kenapa di tengah-tengah kesibukan hiruk-pikuk orang-orang saat ini, pihaknya melakukan bedah buku tersebut, kata Jhon, karena pihaknya ingin memberikan informasi kepada semua orang, baik itu kepada panitia PON, pelaku-pelaku PON dan juga kepada seluruh masyarakat.

"Yang mana, kita sedang memberikan satu sumbangan pikiran maupun tenaga untuk menyambut PON ini bisa sukses, sehingga kita kejar di hari ini untuk lakukan bedah buku tersebut, dengan harapan bisa di sosialisasikan dan juga ditangkap pesan-pesannya," beber dia.

John Manansang Wally ingin semua pihak bisa menangkap pesan-pesan yang termuat dalam buku ini.

"Pertama itu, kita ingin merangkul orang agar kita tidak bersebrangan pandangan dulu. Jadi kita bersatu padu mulai dari hati dan pikiran kita untuk mensukseskan PON. Caranya bagaimana, pertama kita bersama-sama harus sukseskan dengan cara lawan atau kendalikan COVID-19. Karena COVID-19 ini sangat menggangu, buktinya apa, yang lalu virus ini bisa tunda pelaksanaan PON, masa di tahun ini mau ditunda lagi. Karena COVID-19 ini merubah segala macam, jadi kita harus bisa lawan atau mengendalikannya," bebernya.

Cara untuk melawan COVID-19 adalah dengan melakukan vaksinasi (imunisasi), penulis yang juga bergerak di organisasi kemasyarakatan dalam hal ini Gercin mendorong agar semua pihak mau melakukan vaksinasi.

"Dengan imunisasi (divaksin) kita aman dan PON bisa berjalan sukses. Kita bisa pertanggungjawaban moral kepada pemerintah maupun dunia, bahwa kami sudah melakukan imunisasi atau vaksin mencapai level herd immunity (kekebalan kelompok), yaitu minimal 70 persen dari populasi yang di vaksin. Artinya, kita sudah membantu program pemerintah untuk mencapai sukses PON tersebut," imbuhnya.

Kemudian sifat substansial untuk jangka pendek yang harus diselesaikan, Jhon Manansang Wally mengungkapkan, bahwa pemerintah harus menyelesaikan semua persoalan yang ada saat ini.

"Keluhan-keluhan rakyat ini harus diselesaikan cepat. Supaya rakyat merasa terobati dan menyambut pesta olahraga terakbar ini dengan suka cita. Tidak boleh ada orang yang masih menangis atau menderita, karena belum mendapat hak-haknya," ungkap pria yang akrab disapa JMW ini.

Kenapa, John sampaikan itu, karena kita lihat di mana-mana orang melakukan aksi-aksi demo dan melakukan pemalangan.

"Hal ini merupakan suasana yang sangat memilukan hati dan merendahkan kita. Namun memang itulah kebutuhan yang diminta masyarakat, jadi pemerintah harus segera respon agar kita bisa memasuki PON itu dengan suasana sukacita 100 persen," paparnya.

Sementara itu, Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Gerakan Rakyat Cinta Indonesia (Gercin), Hendrik Yance Udam salah satu orang yang mendapat kepercayaan  menelisik dan pengulik karya buku karya John Manansang Wally itu.

Setelah membaca buku, yang disebut HYU ini mengapresiasi buku yang berhasil ditelorkan oleh seorang dokter, yang ditulis sangat kreatif dan bergaya sastra.

Hal itu tercermin dari kerangka buku berjudul 'Jayapura Emas di Tahun 2030', itu merupakan sebuah grand desain dalam membangun Kabupaten Jayapura di tahun 2030.

"Karya dokter John Manansang Wally ini, kita fokus bagaimana membangun Kabupaten Jayapura di tahun 2030. Untuk mencapai 2030 itu, semua stakeholder yang ada di wilayah Kabupaten Jayapura harus terlibat dalam pembangunan. Jadi kita fokus untuk membangun Kabupaten Jayapura, karena buku ini ditulis untuk difokuskan membangun Kabupaten Jayapura di tahun 2030 mendatang," katanya.

"Oleh sebab itu, fokus kita di dalam membangun narasi-narasi pembangunan di wilayah Kabupaten Jayapura itu dilakukan dari empat skala prioritas utama, yaitu infrastruktur, kesehatan, pendidikan dan ekonomi kerakyatan di empat wilayah pembangunan yang ada di Kabupaten Jayapura," pungkasnya.