Bupati Batang Apresiasi Difabel Putus Sekolah Ciptakan Aplikasi

Batang - Seorang anak difabel yang bernama Ardi Himawan (27), warga Desa Desa Kalisalak, Kecamatan Limpung, Kabupaten Batang  yang mempunyai kemampuan menciptakan tampilan program aplikasi.

Ardi Himawan anak dari Slamet (56) yang bekerja sebagai supir dan Kurnasih (53) sebagai ibu rumah tangga.

Bupati Batang Wihaji, Kamis (9/9), ingin melihat secara langsung kemampuan Ardi Himawan dalam menciptakan tampilan program aplikasi.

“Bahwa saat ini kita melihat kemampuan yang luar biasa dari Ardi Himawan seorang difabel yang hanya sekolah sampai kelas 4 Sekolah Dasar saja, tetapi memiliki semangat belajar yang sangat tinggi. Ini warga Kabupaten Batang yang harus diapresiasi,” kata Bupati Wihaji.

Bupati mengatakan, kemampuan Ardi dalam menciptakan tampilan program harus dogali potensinya, oleh karena itu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang akan mendukung agar nanti ada hasil karya anak difabel tanpa lulus sekolah dasar yang dapat membuat tampilan program.

Pemkab Batang, lanjut dia, juga akan memberikan pendampingan, karena dilihat kemampuannya perlu dikembangkan lagi, agar berkembang lebih dalam tentang pemprograman aplikasi khususnya gawai. Nantinya aplikasi dimasukkan ke dalam playstore untuk dikomersilkan.

“Saya meminta Kepala Diskominfo Kabupaten Batang untuk mengirimkan staffnya agar mengecek tentang kebutuhan IT yang nanti kita akan support sesuai kemampuan kita. Minimal memberikan project kecil yang bentuknya sistem aplikasi tetapi bisa menjadi salah satu produk Pemkab Batang, karena Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) kita termasuk yang terbaik di Jawa Tengah,” tegasnya.

Sementara itu, Adi Hermawan mengatakan, dirinya pertama belajar komputer dari tahun 2018 dan bisa membuat tampilan program saat berawal dari suka melihat-lihat konten tutorial di Youtube. Setelah itu dirinya mulai mempraktikkan tentang pemprograman membuat website terus baru sekarang sampai ke Android.

“Karya saya berfokus pada tampilan programnya untuk isi kontennya sendiri saya belum menguasai sepenuhnya. Untuk membuat tampilan program menggunakan flutter khusus untuk android pasti yang mengetahui tentang pemprograman familiar dengan itu,” terangnya.

Ia menjelaskan, pembuatan tampilan program membutuhkan waktu sepekan untuk menyelesaikannya.

"Tetapi juga melihat susah dan gampangnya juga kalau lebih susah pastinya lebih lama," ujarnya.

Ia mengatakan, tampilan program buatannya yang sudah terjual hingga kini ada tiga dan semua yang memesan itu dari luar negeri semuanya.

"Jujur belum ada orang Indonesia yang berminat, malahan karya saya dihargai oleh orang luar negeri," ujarnya.

“Untuk satu karya paling mahal dibayar 100 dolar AS. Awal tertariknya dan ingin memesan dari melihat Youtube saya Ardhy Him yang berisi konten tutorial membuat tampilan program, setelah itu orang Amerika menghubungi dan langsung ingin memesan tampilan programnya,” ungkapnya.

Sementara itu, Kurnasih (53) menjelaskan, kondisi anaknya tidak bisa berjalan diawali keluhan dada sakit nyeri pada umur 9 tahun. Padahal waktu ikut tes kenaikan kelas masih bisa jalan, cuma tidak bisa jalan itu pada waktu ingin mengembalikan rapor kesekolah.

“Ardi adalah anak ketiga dari tiga bersaudara. Usianya sekarang 27 tahun. Ketertarikan pada komputer dari 4 tahun yang lalu. Komputernya sendiri dibeli dengan hasil tabungannya sendiri,” ujarnya.