Sejumlah Pelaku UMKM Terima Pelatihan dari Pemkot Pekalongan

Kota Pekalongan – Sebanyak 40 pegiat dan pelaku UMKM se-Kota Pekalongan menerima pelatihan bordir yang digelar oleh Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Dindagkop UKM) setempat selama tiga hari yakni mulai 20-22 September 2021.

Dalam kegiatan tersebut, Walikota Pekalongan, Afzan Arslan Djunaid meninjau langsung proses pelatihan, bertempat di LPK Nisfisano, Selasa (21/9). Walikota Aaf menyampaikan, selain percepatan vaksinasi, upaya yang saat ini tengah dilakukan pemkot yakni pemulihan ekonomi, salah satunya melalui pelatihan ini.

Menurutnya, pelatihan bordir sangat berpotensi dan pangsa pasarnya masih tinggi, apalagi menjelang ramadhan dan lebaran. Sehingga, peluang ini diharapkan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh peserta untuk berkarya dan menghasilkan suatu produk bernilai jual.

“Mudah-mudahan dapat meningkatkan kualitas dan kemampuan peserta. Sehingga, tidak hanya mampu menghasilkan produk, namun juga mampu memasarkan produknya, baik lokal maupun global,” ungkap walikota Aaf.

Sementara itu, Kabid Koperasi dan UMKM, Nugroho Hepi Kuncoro menjelaskan bahwa 40 peserta tersebut diikuti dari berbagai kalangan, dari tua hingga muda. Menurutnya, untuk bisa berkarya dan menghasilkan sesuatu tidak dibatasi umur tetapi yang terpenting adalah produktivitas dan semangatnya.

Ia menambahkan, usai pelatihan para peserta didorong untuk mandiri, sehingga dapat tumbuh dan berkembang gerakan bordir di Kota Pekalongan. Seperti halnya Kota Tasikmalaya yang mampu ekspor hasil produk garmen bordir ke luar negeri.

“Harapan kami bordir ini tidak hanya sebagai penunjang, tetapi bisa menjadi ikon produk unggulan Kota Pekalongan,” terangnya.

Semangat belajar dan berkarya mengikuti pelatihan, terlihat dari salah satu peserta yakni Masruhah (53 tahun) warga Sampangan. Ia mengaku pelatihan ini sangat bermanfaat bagi dirinya dan peserta lain.

Wanita berusia 53 tahun tersebut dengan teliti dan tangkas membordir kain berpola yang telah dibuatnya. Ia juga memberikan semangat kepada peserta lain agar bisa memanfaatkan ilmu ini dengan baik.

“Saya punya usaha jahit di rumah, menjahit pakaian seperti gamis, blouse, dan daster. Mengikuti pelatihan karena ingin terus berkarya dan membantu ekonomi keluarga. Jadi wanita jangan sampai lemah supaya bisa maju,” pungkasnya.