Prevalensi Stunting Kubu Raya Capai 13,2 Persen

Kubu Raya - Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, terus berupaya menurunkan angka stunting dengan melakukan pemetaan dan analisa.

Kepala Dinas Kesehatan Kubu Raya Marijan mengatakan, berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pihaknya, prevalensi stunting turun menjadi 13,4% dari 23,6% pada tahun 2019. sedangkan prevalensi stunting Kubu Raya sampai dengan 29 September masih berada di 13,2 %.

"Meskipun belum angka final tapi angka ini cukup menghawatirkan karena sudah ampir di pengujung tahun 2021 hanya berbeda 0,2% dari tahun sebelumnya," kata Marijan saat memimpin rapat koordinasi pemetaan dan analisis situasi stunting di aula Dinas Kesehatan Kubu Raya, Kamis (21/10).

Menurut Marijan, pemetaan dan analisis stunting ini sangat penting, untuk mengejar ketertinggalan stunting yang ada di Kubu Raya, tentunya hasil pertemuan ini disepakati dan memuat berapa hal yang memang harus dilakukan oleh Kepala Puskesmas beserta pemegang program gizi.

"Pertama antrean data yang belum mencapai target harus dikejar oleh Kepala Puskesmas bagaimana antrean ini secepatnya harus diinput oleh teman-teman gizi," ujar Marijan.

Selain itu, Marijan menambahkan, prevalensi stunting yang masih tinggi pada berapa Puskesmas tentunya ini berkenaan dengan masalah data yang didapat oleh program-program yang berasal dari posyandu.

"Puskesmas diharapkan mengoptimalkan advokasi maupun koordinasi terkait stunting pada tingkat desa dan kecamatan ini tentunya sangat baik untuk kedepannya koordinasi pemahaman Desa maupun pihak Camat dalam memahami wilayah dengan permasalahan yang ada di kecamatan maupun yang ada desa," paparnya.

Marijan menilai, sampai saat ini masih belum optimalnya intervensi yang di lakukan pada lonceng pada sistem aplikasi online Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM).

"Kami juga mengharapkan puskesmas mampu mengoptimalkan menginput laporan rutin dalam aplikasi walaupun secara manual laporan rutin telah dilakukan dan keenam Puskesmas pada akhirnya diharapkan mampu menganalisa status gizi pada wilayah kerja masing-masing dengan memanfaatkan data pada e-PPGBM," harapnya.

Marijan juga berpesan kepada tenaga kesehatan agar selalu bertanggung jawab terhadap program stunting ini dengan terus melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk datang ke posyandu.

"Kita minta tenaga kesehatan secara berkelanjutan harus melihat tumbuh kembang anak terukur baik barat badan, tinggi bada serta status gizi, Upaya terus di lakukan bersama demi zero stunting di Kabupaten Kubu Raya," pesan Marijan.