Bupati Kubu Raya: 'Suntik Kebal' Jadi Narasi dan Literasi Kuat di Masyarakat

Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengatakan, dengan memiliki wilayah yang cukup luas dan jumlah penduduk yang cukup besar 615 ribu jiwa dan 175 ribu rumah tangga, tentunya diperlukan percepatan vaksinasi secara masif dan sistematis.

"Insya Allah kita yakin dan optimis kalau kita mampu mengendalikan dan menjaga masyarakat kita dari penyebaran COVID-19. Untuk vaksinasi bagi anak-anak pelajar dan ibu hamil serta menyusui juga terus kita lakukan di masing-masing wilayah kerja di 20 Puskesmas," kata Bupati Muda didampingi Ketua TP PKK Rosalina Muda di sela meninjau pelaksanaan vaksinasi yang digelar PMI Kubu Raya di Kafe Evergreen, Sabtu (23/10) pagi.

Menurut Muda, 'suntik kebal' atau vaksinasi COVID-19 aat ini sudah menjadi edukasi dan literasi vaksinasi bagi masyarakat Kubu Raya. Dengan literasi vaksinasi ini sebenarnya sudah memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait suntik kebal.

"Karena selama ini warga berfikiran kalau disuntik itu hanya untuk orang sakit saja, tentunya hal itu akan membuat warga ragu dan enggan divaksin. Namun dengan literasi vaksinasi suntik kebal itu bukan disuntik karena sakit, namun karena mereka membutuhkan kekebalan tubuh mereka untuk menjaga keluarga dan lingkungannya," jelas bupati.

Bupati menyampaikan, literasi vaksinasi ini juga merupakan bagian dari konsep saling melindungi dan saling menjaga. Dengan tegline Vaksinku Melindungimu dan Vaksinmu Melindungiku itu sudah menjadi narasi yang kuat di masyarakat.

"Jika ada tetangganya yang belum divaksin, pasti mereka yang ada disekitarnya itu akan berusaha bagaimana agar tetangganya itu mau divaksin. Kalau perlu ada yang bilang, kalau belum divaksin dan ada acara, kami ndak mau datang ya, maka kondisi itu akan membuat tetangganya takut dan malu," ucap Bupati Muda.

Muda menilai, jika ada ada warga yang sudah divaksin sedangkan tetangganya belum dan anaknya main kerumah orang yang belum divaksin tentunya kondisi itu akan menjadi serba salah.

Menurut Bupati Muda, hal yang paling penting dalam percepatan vaksinasi itu adalah bagaimana cara sebaran vaksinasi COVID-19 dan kualitas proses vaksinasi dan suntik kebal itu sendiri dan bukan hanya melihat ranking persentase berapa jumlah warga yang sudah divaksin.

"Jika pelaksanaan vaksinasi yang dilakukan secara menumpuk itupun belum tentu maksimal. Karena prinsip dari 70 persen herd immunity (kekebalan kelompok) ini bagaimana bisa melindungi yang 30 persennya makanya harus dilakukan sebaran. Makanya konsep Kubu Raya dari awal itu sudah sangat jelas melalui sistem sebaran vaksinasi desa-desa," jelas bupati.

Oleh karena itu, bupati menambahkan, konsep sebaran vaksinasi di desa-desa itu akan terus dilakukan melalui 20 Puskesmas, karena sistem ini sudah terbukti mampu menavigasi warga mana yang belum dan sudah divaksin.

"Insya Allah sebaran vaksinasi COVID-19 di desa-desa ini sampai saat ini masih terus kita lakukan selama stok vaksin di kita masih tersedia dan ketika vaksin itu datang, maka kita akan langsung memberikannya ke masyarakat melalui puskesmas-puskesmas," pungkas Bupati Muda.