Wali Kota Pekalongan Dorong Vaksinasi Sebagai Syarat Suksesnya PTM

Kota Pekalongan - Dengan mulai dilakukannya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di sekolah-sekolah Kota Pekalongan, maka penerapan protokol kesehatan pun harus semakin ketat dilaksanakan. Pun demikian dengan vaksinasi COVID-19 juga semakin digencarkan.

Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid mengungkapkan bahwa mayoritas orangtua peserta didik banyak yang menginginkan anaknya untuk bisa segera bersekolah tatap muka. Namun, yang perlu menjadi catatan adalah jangan sampai sekolah tatap muka ini menjadi klaster baru penularan virus COVID-19. Mengingat, saat ini Kota Pekalongan untuk kasus COVID-19 sudah mulai sangat kondusif. Terbukti bed occupancy rate (BOR) atau keterisian kamar di Rumah Sakit sudah mulai kosong.

“Peran dari semua pihak ini sangat penting, tidak hanya dari pemerintah, Dinas Pendidikan, ataupun Dinas Kesehatan saja untuk mengatur pelaksanaan prokes, yang lebih penting adalah peran guru dan orangtua yang harus dilibatkan dalam mengawasi anak-anak untuk tetap disiplin menerapkan prokes baik pada saat di lingkungan sekolah maupun saat di luar sekolah,” tegas Aaf, saat menjadi keynote speaker dalam kegiatan Sosialisasi Kesiapan Sekolah dalam Menghadapi PTM yang diselenggarakan oleh RSUD Bendan Pekalongan melalui Zoom Meeting, di Ruang Walikota Pekalongan, Senin (25/10).

Kendati keterisian BOR di Kota Pekalongan sudah mulai kosong, namun saat ini status PPKM-nya masih level 3 dikarenakan bukan karena meningkatnya jumlah kasus COVID-19, melainkan belum tercapainya cakupan jumlah vaksinasi sesuai target yang telah ditetapkan. Aaf, sapaan akrabnya meminta syarat wajib untuk sekolah bisa melakukan PTM adalah semua guru, komite, hingga murid khususnya pelajar berusia 12 tahun ke atas sudah harus divaksin. Hal ini dilakukan untuk membentuk kekebalan kelompok dalam membentengi diri menghadapi kemungkinan munculnya gelombang varian baru virus Covid-19.

Aaf menyebutkan, saat ini untuk vaksinasi bagi pelajar di Kota Pekalongan capaiannya masih sekitar 70 persen, sehingga PTM yang sudah berjalan tidak bisa digelar 100 persen, hanya bisa dilakukan shifting (50 persen,50 persen). Pihaknya juga mendorong agar masyarakat maupun siswa yang sudah memenuhi syarat divaksin dan tidak memiliki gangguan kormobit bisa turut melakukan vaksinasi agar PTM di Kota Pekalongan bisa berjalan sukses dan cakupan vaksinasi di Kota Pekalongan segera tercapai, sehingga Kota Pekalongan bisa kembali turun level ke Level 2 maupun Level 1.

“Di samping untuk mendorong vaksinasi di Kota Pekalongan, hal ini juga menyukseskan PTM agar berjalan lancar. Kami minta juga meski kasus Covid-19 di Kota Pekalongan sudah mulai kondusif, kondisi ini tidak membuat kita semua abai atau lalai terhadap protokol kesehatan secara ketat. Pasalnya, di sejumlah daerah di Jawa Tengah, Indonesia, bahkan di Eropa ini masih ada kasus dan masih ada beberapa diantaranya meningkat. Perjuangan kita dalam melawan pandemi ini belum berakhir, tetap patuhi prokes secara ketat dan ikut mendorong tersuksesnya program vaksinasi dari pemerintah, agar jika semua kondisinya sudah kondusif, maka mudah-mudahan PTM di Kota Pekalongan bisa segera terselenggara 100 persen. Kami juga meminta para guru dan komite bisa menjadi contoh dan pelopor kepatuhan prokes di lingkungan sekolah masing-masing kepada peserta didiknya agar tidak ada klaster baru di penyelenggaraan PTM ini,” pungkasnya.