Literasi Digital Dinilai Bisa Tingkatkan Pengetahuan Warisan Budaya

Martapura – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi kembali menggelar Webinar Literasi Digital Nasional dengan tema "Satukan Bahasa, Budaya dan Bangsa Indonesia," Selasa (26/10) siang.

Moderator kegiatan ini adalah Ronald Andretti dengan Keynote Speech oleh Bupati Banjar Saidi Mansyur Angel Meryci. Narasumber Khairullah Ansyari sebagai dosen dan ASN Pemkab Banjar Sri Astuty dari Universitas Lambung Mangkurat, Risa Dwi Ayuni Dosen Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari.

Salah satu narasumber, Khairullah Ansyari mengetengahkan tema literasi digital sebagai sarana meningkatkan pengetahuan akan warisan budaya.  Dikatakannya, ada 9 elemen yang dimiliki oleh warga digital, diantaranya akses digital, etika digital, hak dan kewajiban digital, kesehatan digital dan keamanan digital.

"Data-data dan arsip kita baik di laptop dikomputer perlu kita perhatikan keamanannya,” ujarnya.

Menurutnya, bicara soal budaya terbagi menjadi dua macam, masing-masing budaya nyata dan budaya tidak nyata. Contoh budaya nyata dalam bentuk bangunan adalah candi agung di Amuntai, sementara yang tidak nyata contohnya adalah bahasa banjar, jangan sampai budaya itu hilang begitu saja, padahal kita bisa melestarikannya melalui gadget yang kita miliki,” katanya.

Ditambahkannya, dalam dunia digital perlu juga melestarikan sebuah kebudayaan dengan tujuan agar memiliki ciri, karakter atau identitas.

“Ini lho baju sasirangan yang merupakan ciri khas dari Kalimantan selatan, sehingga orang jadi tahu bahwa kita adalah orang Banjar, batik tulis dari Yogyakarta dan sebagainya,” ungkapnya.

Sementara dampak internet bagi budaya ada positif dan negatif. Tidak bisa dipungkiri kata Khairullah bahwa ini ada dampaknya. Dampak positifnya sangat mudah untuk mengakses informasi yang dibutuhkan, sementara dampak negatifnya budaya asing juga akan masuk. Sangat di anjurkan kepada warga digital untuk lebih selektif terkait budaya tersebut," pungkasnya.