Disdik Kota Pekalongan Perkuat Satuan Pendidikan Aman Bencana

Kota Pekalongan - Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Pendidikan (Dindik) setempat terus menguatkan mitigasi sekolah aman bencana melalui program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Program ini merupakan prioritas nasional untuk mewujudkan sekolah dan madrasah aman bencana, salah satunya di wilayah Kota Pekalongan,mengingat beberapa sekolah di Kota Batik tersebut masih sering terdampak bencana khususnya bencana banjir/rob maupun bencana non alam lainnya seperti kebakaran dan pandemi COVID-19.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekalongan, Soeroso menjelaskan bahwa, di wilayah Kota Pekalongan sendiri masih sering terjadi bencana banjir dan rob yang mengakibatkan beberapa sekolah terendam. Oleh karena itu, perlunya mengantisipasi terjadinya kerugian yang besar baik materi, korban manusia, maupun informasi. Dengan harapan, sekolah mampu siap menghadapi bencana yang tidak dapat diprediksi kapan dan dimana terjadi.

“Kami ingin di masing masing satuan pendidikan ini bisa lebih siap siaga menghadapi bencana baik sebelum, saat maupun pemulihan pasca bencana. Selain mengantisipasi bencana alam, sekolah juga disiapkan untuk mengantisipasi bencana non alam seperti kebakaran,mengingat gedung-gedung sekolah yang dibangun ini sudah lama, instalasi listri perlu di cek rutin secara berkala,” papar Soeroso, usai kegiatan Sosialisasi Satuan Pendidikan Aman Bencana SD dan MI se-Kota Pekalongan yang berlangsung selama dua hari, Selasa-Rabu (26-27/10).

Menurut Soeroso, sosialisasi Satuan Pendidikan Aman Bencana yang diikuti oleh 167 orang baik kepala sekolah, pengawas maupun guru SD dan MI ini perlu diberikan untuk mendorong kesadaran dan pemahaman atas potensi terjadinya bencana dengan membekali pengetahuan dan keterampilan dalam pencegahan dan penanggulangan dampak terjadinya suatu bencana pada satuan pendidikan di Kota Pekalongan. Adapun narasumber dalam kegiatan sosialisasi tersebut yakni dari Dinas Pendidikan Kota Pekalongan, PLN, Damkar Satpol PP, Satgas COVID-19 Dinas Kesehatan, serta BPBD Kota Pekalongan.

“Untuk pemenuhan sarana dan prasana penunjang antisipasi bencana, dari Dindik masih mengupayakan untuk memberikan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), kemudian sekolah-sekolah yang berada di lokasi yang tidak memadai karena berpotensi terdampak banjir dan rob,upaya dari kami dengan melakukan peninggian halaman maupun ruang-ruang kelas, sekolah juga diminta menyiapkan tempat-tempat penyimpanan barang-barang elektronik maupun dokumen penting jika bencana itu terjadi agar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tetap bisa berjalan sebagaimana mestinya,” tegas Soeroso.

Diterangkan Soeroso, untuk percontohan Sekolah Aman Bencana di Kota Pekalongan memang saat ini Dindik belum bisa menetapkan,namun usai dilakukan sosialisasi ini dan penyiapan sarpras di masing-masing sekolah, ditargetkan bisa ditetapkan beberapa sekolah aman bencana. Jikalaupun bencana itu terjadi rutin di sekolah tersebut,maka diharapkan akan terwujud Sekolah Ramah Bencana.

“Dalam arti, jika bencana itu terjadi terus menerus di lokasi sekolah itu,maka sekolah bisa menghadapi bencana dengan cara-cara mitigasi bencana yang benar,” ungkap Soeroso.

Sementara itu, Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid menyebutkan, khususnya di wilayah Kecamatan Pekalongan Utara dan Kecamatan Pekalongan Barat masih banyak bangunan sekolah yang terdampak bencana banjir dan rob.

Menurutnya, selain memfokuskan pada mitigasi bencana, hal terpenting yang perlu dilakukan adalah antisipasi potensi gedung sekolah yang roboh, dimana bukan karena adanya bencana angin puting beliung maupun gempa,melainkan dari segi kualitas bangunan sekolah pada saat dibangun maupun direnovasi. Oleh karena itu, pihak sekolah perlu melakukan pengawasan bersama dan melaporkan kepada Dindik setempat untuk bisa ditindaklanjuti oleh konsultan pembangunan.

“Jika misalnya di atap sekolah itu kayunya tidak sesuai, atau sudah rapuh harus dilaporkan ke Dindik untuk ditindaklanjuti oleh konsultan pembangunan supaya bisa diantisipasi. Tidak hanya itu, jaringan listrik juga perlu diawasi bersama. Jangan sampai terjadi resiko kebakaran,salah satunya yang disebabkan karena konsleting listrik yang juga bisa beresiko pada anak-anak didiknya yang rawan tersetrum,” pungkas Aaf, sapaan akrabnya.