PAUD HI Upaya Disdik Kota Pekalongan Turunkan Angka Stunting

Pekalongan – Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Pendidikan (Disdik) melakukan rencana aksi daerah Kota Pekalongan melalui Gerakan Pendidikan Anak Usia Dini yang berkualitas, yakni PAUD Holistik Integratif (HI). Hal ini terungkap dalam kegiatan rapat koordinasi (rakor) menuju PAUD HI yang berlangsung di Aula Disdik Kota Pekalongan, Senin (8/11).

Pada kesempatan tersebut, Bunda PAUD Kota Pekalongan Inggit Soraya mengungkapkan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan periode emas sekaligus masa kritis yang keberhasilannya sangat menentukan kualitas anak di masa dewasa, sehingga keterlibatan seluruh elemen masyarakat sangat diperlukan, salah satunya melalui pembentukan Tim Gugus Tugas PAUD HI, dan regulasi yang mendukung pengembangan anak usia dini holistik integratif.

"Salah satu rencana aksi daerah Kota Pekalongan dalam menurunkan angka stunting adalah melalui pendidikan Anak Usia Dini. Gerakan PAUD berkualitas diharapkan dapat menurunkan angka stunting di Kota Pekalongan ini," ucap Inggit.

Lebih lanjut, Inggit menyebutkan, Paud formal maupun non formal yang tersebar di kota Pekalongan sebanyak 265 lembaga yang aktif dari 309 lembaga yang ada di DAPODIK. Dimana, menurutnya, Satu PAUD Satu Desa sudah lebih dari cukup. Namun, untuk saat ini tidak hanya jumlah saja yang harus dikejar tetapi layanan kualitas PAUD juga harus ditingkatkan.

"Harapan Saya, setelah diadakan rakor ini semua aspek baik dari segi pendidikan,pengasuhan, perlindungan, kesehatan dan gizi terpenuhi sehingga bisa membentuk anak-anak Pekalongan yang berkualitas dan SAKPORE (Smart, Amanah, Kreatif, Peduli, Religius)," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Disdik Kota Pekalongan melalui Kepala Bidang PAUD dan PNF Sherly Imanda Hidayah menerangkan bahwa peran Bunda PAUD selaku penggerak sangatlah banyak, diantaranya meliputi peningkatan angka APK, pemerataan akses ke seluruh PAUD di tingkat kota, kelurahan, dan kecamatan.

"Target kita saat ini yaitu mengajak pokja Bunda PAUD baik tingkat kota, kecamatan, dan kelurahan untuk lebih memahami PAUD Holistik Integratif karena mereka adalah motor penggerak yang bisa menggerakkan lembaganya,kemudian mereka juga yang akan terjun ke lapangan untuk membina lembaga-lembaga di kelurahan masing-masing," beber Sherly.

Sherly menilai dari sebelum masa pandemi,tingkat kesadaran orang tua akan pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini ini memang kurang, ditambah adanya pandemi seperti sekarang ini, PAUD mengalami penurunan. Hal inilah yang menjadi tugas penting bagi tiap pokja untuk lebih giat lagi dalam mensosialisasikan pentingnya PAUD untuk anak-anak sebelum melanjutkan jenjang pendidikan selanjutnya.

"Untuk memberikan layanan PAUD HI ini kita bekerja sama dengan Gugus Tugas PAUD HI yang terdiri dari Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, DPMPPA, Dindukcapil, Bappeda untuk bisa menyusun run-nya," pungkasnya.