Sektor Koperasi Didorong Jadi Poros Pemulihan Ekonomi Pekalongan

Kota Pekalongan - Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Dindagkop-UKM) memberikan fasilitasi pelatihan dan uji kompetensi kepada perwakilan Kabag Pembiayaan dari 25 KSP/KSPPS dan USP/UPPS yang ada di Kota Pekalongan selama empat hari, Selasa-Jumat (9-12/11).

Pelatihan bagi insan koperasi tersebut dibuka secara langsung oleh Walikota Pekalongan,HA Afzan Arslan Djunaid didampingi Kepala Dindagkop-UKM Kota Pekalongan Budiyanto bertempat di Hotel Dafam Kota Pekalongan,Selasa (9/12).

Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid mengungkapkan bahwa koperasi sebagai soko guru harus selalu ada dan berkembang, berinovasi serta berkreasi menjadi poros pemulihan ekonomi di tengah masa pandemi. Di tengah pandemi COVID-19, peranan koperasi sangat penting guna membantu pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Terutama, guna menyalurkan program bantuan atau kredit untuk permodalan mereka. Mengingat, pasca kasus pandemi di Kota Pekalongan telah melandai, selain menggenjot program vaksinasi di masyarakat, pemulihan ekonomi,salah satunya melalui koperasi menjadi konsentrasi Pemerintah Kota Pekalongan.

“Selama pandemi ini yang menjadi salah satu tugas Kabag pembiayaan koperasi ini memang cukup berat,angka kredit bermasalah alias Non Performing Loan (NPL) nya pasti naik. Bahkan, salah satu dari lima besar koperasi di Kota Pekalongan NPL nya sampai 50 persen pasca pandemi ini. Ini sangat luar biasa,tetapi melihat riil di lapangan kasusnya memang seperti ini,” tutur Aaf, sapaan akrabnya.

Aaf menekankan, baik koperasi maupun lembaga keuangan yang lainnya,di masa pandemi ini memang harus berhati-hati dalam mengeluarkan pembiayaan, karena situasi dan kondisi yang serba sulit,dimana 80 persen sektor usaha terdampak selama pandemi. Terlebih,untuk bagian pembiayaan di masing-masing koperasi, besaran NPL nya bervariasi.

Lebih lanjut, melihat kondisi di lapangan, Aaf menyebutkan, tidak ada lembaga keuangan yang collaps di masa pandemi ini.

“Mungkin satu atau dua memang betul-betul yang tidak sehat ada, tetapi kalau koperasi sehat, saya masih melihat semuanya masih mampu bertahan di di tengah situasi dan kondisi yang sulit ini. Hal ini yang menjadi catatan kita bersama,Alhamdulillah sejauh ini kita masih bersama-sama untuk bisa kembali mendorong pemulihan ekonomi melalui koperasi,” terang Aaf.

Lanjutnya, bahkan Kota Pekalongan ini sudah menjadi Kota Koperasi,dimana di Kota Batik ini tercatat sudah ada sekitar 270 koperasi baik itu BMT, KSU,KSPPS,dan sebagainya. Dimana, tidak lebih dari 10 persen dari jumlah koperasi yang ada tersebut tidak menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan (RAT). Hal ini menandakan koperasi-koperasi di Kota Pekalongan mayoritas semuanya sehat,karena tolak ukur dari koperasi itu sendiri adalah koperasi yang mengadakan RAT termasuk koperasi yang bisa dipertanggung jawabkan (sehat).

“Sehingga,dengan adanya pelatihan empat hari ini bisa membantu mendorong pemulihan sektor ekonomi agar bisa lebih bergeliat kembali. Kami harapkan peserta pelatihan ini bisa merefresh ilmu dan bisa menambah semangat baru untuk bersama-sama dengan pemerintah mendorong pemulihan ekonomi lewat sektor koperasi,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Dindagkop-UKM Kota Pekalongan Budiyanto menyebutkan, kegiatan pelatihan selama empat hari ini diikuti oleh perwakilan kabag pembiayaan dari 25 koperasi yang ada di Kota Pekalongan. Dimana, mereka nantinya akan diberikan bekal materi selama tiga hari, dan sehari setelahnya untuk menjalani uji kompetensi di bidangnya agar mereka memperoleh sertifikat kompetensi. Adapun narasumber dalam pelatihan perkoperasian tersebut dari Lembaga Diklat Profesi (LDP) Wijayakusuma dan Lembaga Sertifikasi Koperasi yang akan memberikan materi mengenai pemberian kredit, perencanaan hingga pengelolaan pembiayaan koperasi.

“Pelatihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi kabag pembiayaan dalam mengelola keuangan koperasi ini agar ke depannya semakin baik, menghantarkan peserta diklat mengikuti uji kompetensi untuk menjadi pengelola Koperasi yang bersertifikat kompeten. Mereka juga secara mindset,attitude bisa menyesuaikan kebijakan selama pandemi seperti sekarang ini,” tandas Budiyanto.