Pemkab Batang Hadapi Tantangan Percepatan Penurunan Stunting di Masa Pandemi

Batang - Permasalahan stunting (gagal tumbuh) masih menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi pemerintah Indonesia. Masalah stunting harus diatasi dengan baik agar generasi masa depan Indonesia bisa menjadi generasi yang unggul, berdaya saing, dan berkualitas.

Hal disampaikan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) saat menggelar Pertemuan Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dan Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting dan Pelaksanaan Vaksinasi Keluarga se-Kabupaten Batang di Aula PT. Pagilaran, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang, Selasa (9/11).

Sementara itu, Bupati Batang Wihaji menyampaikan, ini perlu penekanan sesuai dengan arahan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, untuk percepatan pengananan stunting.

“Di Kabupaten Batang awal ada 25 persen sekarang tinggal 15,67 persen. Dan perlu kita ingatkan, karena itu harapan saya dengan kita kumpulkan seluruh PLKB dan PPKBD ini untuk mengingatkan selain Protokol kesehatan (Prokes) dan vaksin juga stunting ini terus kita perhatikan yang nanti menjadi generasi lebih baik kedepan,” jelasnya.

Penyebab stunting, lanjut dia, nanti akan kita urai masalahnya apa, maka Pemerintah daerah hadir untuk memberikan solusi beberapa yang berkenaan dengan sebabnya tadi, seperti gizi, sanitasi, jamban dan lain sebagainya.

“Maka itu termasuk percepatan yang nanti ada lokusnya yang jelas ada targetnya mana, ada dua kecamatan yaitu Kandeman dan Blado jadi lokus kita,” ungkapnya.

Ia berharap, semoga itu menjadi bagian dari percepatan dan penanganannya serta berjalannya program posyandu untuk mendapatkan gizi dan lain-lain.

Dalam kegiatan tersebut Bupati Batang Wihaji juga menyerahkan bantuan Bina Keluarga Berencana (BKB) Kit stunting serta bantuan paket sekolah kepada anak yatim piatu yang terdampak COVID-19.