SMAN 1 Wonotunggal Batang Juara Video Pendek Lawan Korupsi

Batang - SMAN 1 Wonotunggal, Kabupaten Batang, meraih juara 2 dalam lomba video pendek “Gaya Gue Lawan Korupsi”, yang digelar oleh Inspektorat Provinsi Jawa Tengah dalam memperingati Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia), dengan mengoptimalkan potensi pelajar untuk ikut berpartisipasi sebagai pemain hingga kru produksi.

Trofi dan hadiah diserahkan langsung oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno kepada para pemain video pendek “Buah Kejujuran”, di Aula Integritas, Kantor Inspektorat Jawa Tengah, Selasa (7/12) lalu.

Pembina Videografi dan Film SMAN 1 Wonotunggal, Ahmad Zainuri mengatakan, video tersebut dibuat sebagai media untuk menyampaikan pesan tentang perlawanan terhadap korupsi, agar masyarakat cepat memahami.

“Proses produksinya memakan waktu hingga sepekan, mulai dari penyiapan naskah, persiapan peralatan, penentuan dan survei lokasi, pengambilan gambar hingga tahap pengeditan,” katanya, saat ditemui di SMAN 1 Wonotunggal, Kabupaten Batang, Rabu (8/12).

Ia menerangkan, meskipun seluruh pemainnya adalah pelajar yang masih belia, namun dalam membawakan karakter, mereka berupaya menjiwai setiap peran yang dimainkan. Anak-anak berusaha menunjukkan suasana perlawanan terhadap korupsi. Ada 5 pemain yakni 2 pemain utama dan 3 figuran.

“Nilai-nilai kejujuran itu harus menjadi nilai utama, kalau sudah tertanam, orang tidak akan melakukan korupsi. Nah itu yang kami tanamkan ke anak-anak, agar mereka memegang kejujuran di semua bidang,” jelasnya.

Ia mengakui, kesempatan itu ada, namun ketika kita memegang kejujuran, maka tidak timbul korupsi.

“Tapi sebaliknya jika orang tidak jujur, jangankan ada kesempatan, tidak adapun, dia akan menciptakan kesempatan itu. Jujur adalah sebuah nilai yang tidak bisa ditawar-tawar lagi,” ungkapnya.

Ia mengimbau, kepada para pemenang tidak cepat berpuas diri dengan prestasi yang telah diraih.

“Perjalanan masih panjang, anak-anak itu kan masih punya masa depan. Jadi juara yang diraih ini sebagai pijakan atau jembatan dan silakan meraih ke jembatan lainnya, artinya jika mereka berbakat silakan ditekuni lebih dalam,” ungkapnya.

Ia menambahkan, terkait perlawanan terhadap korupsi merupakan tanggung jawab bersama, tidak hanya pemerintah. Apabila kejujuran ini menjadi nilai bersama, korupsi tidak akan berkembang lagi.

“Target kedepan video dan film yang digeluti pelajar rencananya akan dijadikan ikon di SMA 1 Wonotunggal. Tentu didukung dari kompetensi SDM dan teknologi, sumber daya manusia sudah bagus, hanya teknologi yang perlu kami tingkatkan,” terangnya.

Salah satu pemain, Nabila Yuliana mengutarakan, sebelum bermain di video pendek “Buah Kejujuran”, juga pernah bermain di beberapa video pendek antara lain: Sintren dan Sedekah Bumi.

“Terus terang kami senang banget tapi benar-benar tidak menyangka, karena harus melawan 95 peserta lain se-Jawa Tengah,” tuturnya.

Ia menyikapi tindakan korupsi yang makin merajalela, sebagai siswa harus memiliki kesadaran, bahwa korupsi itu tidak baik dan akan merugikan masyarakat.

“Intinya jangan korupsi sekecil apapun, misalnya tentang uang kembalian ketika membeli sebuah barang atau makanan. Walaupun kelihatannya sederhana, tapi harus jujur, tidak boleh diambil, karena bukan milik kita, kasihan pedagangnya,” tegasnya.

Selama proses produksi seluruh pemain dan kru sempat mengalami kendala, karena cuaca yang terkadang hujan yang cukup deras.

“Bermain di video ini menjadi sarana untuk mencari pengalaman dan kalau ada kesempatan lagi kanapa tidak diambil,” ujar dia.

Ia menambahkan, bagi teman-teman yang saat ini sedang berproses dalam membuat sebuah video, buat saja dengan sungguh-sungguh, tidak perlu mengejar menang atau kalah.

“Yang penting buat, usahakan semua orang itu tahu, apa pesan dari video atau film itu, entah untuk melawan korupsi atau lainnya,” tandasnya.