Desa Kedungmalang Batang Berdayakan Eks Pekerja Luar Negeri Lewat Toko Bahasa

Batang - Banyaknya masyarakat Desa Kedungmalang, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang yang bekerja di luar negeri akhirnya pihak desa membuat inovasi Toko Bahasa.

Toko Bahasa yang di dalamnya ibu-ibu berkarya membuat kerajinan dan makanan agar mereka tidak kembali bekerja ke luar negeri tetapi membangun perekonomian desanya.

“Hal menarik dari Toko Bahasa sendiri mereka menawarkan barang jualannya dengan 5 bahasa yang di online kalau offlinenya sementara belum karena belum tentu penjual mengerti tentang 5 bahasa tersebut,” kata Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Batang Uni Kuslantasi Wihaji saat ditemui usai melaunching Toko Bahasa di Kantor Desa Kedungmalang, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang, Selasa (14/12).

Uniknya Toko Bahasa mereka tidak hanya menjual produk saja, tetapi mengajarkan anak-anak untuk belajar 5 bahasa. Setiap sore ibu-ibu eks pekerja luar negeri tadi yang mengajarkan.

“Lima bahasa yang digunakan Toko Bahasa  yaitu Mandarin, Arab, Inggris, Perancis, dan Melayu karena sejarahnya memang Desa Kedungmalang merupakan pengirim pekerja ke luar negeri paling banyak di Kabupaten Batang,” jelasnya.

Tujuannya adanya Toko Bahasa untuk ibu-ibu eks pekerja luar negeri tidak kembali kesana melainkan mengembangkan desanya yang sekarang sudah berjalan selama 1 tahun ini.

“Laba dari Toko Bahasa sendiri cukup lumayan yang minimal Rp900.000 bersih dari tokonya, sehingga menjadikan ada perputaran uang yang sebenarnya bisa dikembangkan kembali,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Kedungmalang Mulyono mengatakan, bahwa di Desa Kedungmalang ini memang dulu dari tahun 1990 sudah banyak masyarakat bekerja di luar negeri sudah ada total 300 orang dengan penduduk desanya 750 orang.

"Kami akhirnya dari desa mempunyai ide untuk memperdayakan perempuan dengan membentuk Toko Bahasa agar eks pekerja luar negeri tidak kembali bekerja di sana, tetapi mengembangkan Desa Kedungmalang," ujarnya.

“Untuk sekarang masyarakat Desa Kedungmalang yang masih bekerja di luar negeri ada 25 orang dan faktor mereka bekerja kesana adalah ekonomi keluarga mereka yang kurang,” pungkasnya