Tekan Stunting, Pemkot Pekalongan Bentuk Tim Pendamping Keluarga

Kota Pekalongan – Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan melaui Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos P2KB) setempat menyusun program pendampingan keluarga sebagai salah satu upaya untuk mempercepat penurunan angka stunting di Kota Pekalongan.

Kepala Dinsos P2KB Yos Rosyidi yang akrab disapa Yos, menyebutkan angka stunting pada balita di Kota Pekalongan pada bulan Agustus 2021 berada di angka 7,8%, angka tersebut didapat dari data hasil dari penimbangan yang dilakukan posyandu dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekalongan.

“Secara nasional, kita masih di bawah rata-rata nasional, karena saat ini di nasional ada di 27%, tahun 2024 targetnya 14% posisi sekarang di 7,8% dibawah rata-rata nasional ini yang harus kita tekan terus artinya masih ada yang stunting, kita ingin di Pekalongan ini bisa zero stunting,” tandas Yos.

Menanggapi hal tersbut, Dinsos P2KB Kota Pekalongan menyusun program pendampingan keluarga yang diharapkan dapat mencegah bayi terlahir dengan resiko stunting sejak dini. Pada program tersebut akan dibentuk Tim Pendamping Keluarga, dimana masing-masing tim akan melakukan serangkaian kegiatan pendampingan yang diberikaan kepada para keluarga dimulai sejak menjadi calon pengantin atau calon pasangan usia subur (PUS), ibu hamil, ibu pasca melahirkan, dan anak usia 0-5 tahun.

“Tahun 2022 akan dilakukan program pendampingan keluarga, nanti kita bentuk tim yang tugasnya untuk mendeteksi dini terhadap faktor resiko stunting dan kemudian mengambil langkah atau upaya untuk meminimalisir atau mencegah dari resiko itu,” terang Yos.

Lebih lanjut, Yos menyebutkan jumlah tim pendamping keluarga untuk satu Kota Pekalongan di tahun 2022 sebanyak 236 tim, yang masing-masing tim berjumlah 3 orang terdiri dari tenaga kesehatan (nakes), kader KB dan kader PKK.

“Kita bentuk 236 tim secara keseluruhan, masing-masing tim berjumlah 3 orang dari nakes, kader KB dan kader PKK, jadi keseluruhan ada 708 orang,” jelas Yos.

Sebagai persiapan untuk mematangkan program pendampingan keluarga, Dinsos P2KB Kota Pekalongan sudah melakukan sosialisasi dan edukasi terkait tugas dan peran dengan masing-masing tim pendamping di empat kecamatan Kota Pekalongan.

“Sudah kita lakukan sosialisasi untuk semua tim pendamping keluarga di tiap kecamatan Kota Pekalongan, kemudian meskipun mereka belum kerja karena ini sifatnya masih sosialisasi internal di kelembagaan setelah itu baru ke masyarakat namun demikian mereka sudah diberikan fasilitas berupa paket data seratus ribu per orang karena mereka harus melaporkan data melalui aplikasi yang ada,” beber Yos.

Sementara itu, kader Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Dinsos P2KB, Beni Astiyani menyampaikan pembentukan tim pendamping keluarga dimulai bulan Oktober.

“Bulan Oktober kami langsung berkoordinasi melalui Dinsos P2KB kemudian TP PKK mulai dari Kota, Kecamatan, Kelurahan, untuk kader KB kami kita memang sudah punya, dan untuk nakes kami tidak hanya melibatkan bidan karena keterbatasan jumlah di Kota Pekalongan, jadi kami juga melibatkan dokter, ahli gizi, perawat dan petugas promosi kesehatan,” ucap Beni.

Beni menjelaskan pemilihan tim pendamping keluarga tidak hanya disesuaikan dengan tupoksi masing-masing tetapi juga diutamakan untuk mereka yang memiliki jiwa sosial tinggi, kepedulian, kemampuan komunikasi yang baik kepada masyarakat dan mumpuni secara IT karena gadget merupakan hal yang sangat penting dalam program pendampingan keluarga ini.