Pemkot Pekalongan Komitmen Bangun Lingkungan Aman dan Ramah Anak

Pekalongan - Pemerintah Kota Pekalongan menerima kunjungan tim dari Dinas Perempuan dan Anak Provinsi Jawa Tengah dan the United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF), serta Yayasan SETARA Semarang.

Kunjungan tersebut langsung disambut baik oleh Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid, didampingi Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Setda Soeroso, Plt Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Kota Pekalongan Sabaryo Pramono, Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada DPMPPA Kota Pekalongan Nur Agustina, di Ruang Walikota setempat, Kamis (30/12/2021).

Seperti diketahui, selama pandemi COVID-19, pelayanan untuk mensejahterakan anak harus tetap bisa dijaga. Berbagai daerah sudah bisa menerapkan pola pendampingan anak yang bisa dijadikan role model bagi daerah lain untuk mewujudkan hak-hak anak secara integratif.

Perwakilan Child Protection Spesialist UNICEF di Semarang, Jawa Tengah, Naning Puji Yulianingsih mengapresiasi apa yang sudah dicapai Kota Pekalongan terkait komitmen perlindungan anak yang sudah berjalan dengan baik. Menurutnya, kunjungan tim dari Jawa Tengah ini adalah ingin mendiskusikan apa yang bisa dipelajari mengenai praktik-praktik baik dari Kota Pekalongan dalam hal mewujudkan semua lingkungan yang aman dan ramah bagi anak.

“Bagaimana semua anak-anak ini tidak tertinggal. Belajar dari Kota Peklaongan, praktik-praktik baik ini kalau bisa dikembangkan dan diperkuat,” kata Naning.

Naning menyebutkan, ada suatu program kerjasama Kota Pekalongan dengan UNICEF yakni pengembangan program SAFE4C, dimana semua lingkungan aman bagi anak-anak, terutama di lingkungan keluarga. Oleh karena itu, penguatan keluarga ini harus dilakukan baik melalui parenting, penguatan kapasitas orangtua dan anak. Pasalnya,sebagai subjek, anak-anak harus belajar dan mengetahui apa yang terbaik bagi dirinya. Lebih lanjut, pihaknya juga menyambut baik adanya layanan perlindungan anak di tingkat kelurahan yang ada di Kota Pekalongan yang semakin kuat dan responsif yang terhubung dengan layanan serupa yang sudah ada di tingkat kota.

“Selain masalah perundungan, merespon anak-anak kehilangan orang tua akibat Covid yang masuk dalam program SAFE4C tersebut. Kota Pekalongan merupakan salah satu dari 10 kabupaten/kota di Jawa Tengah yang melaksanakan program SAFE4C. Meski dengan PAD terbatas, namun Kota Pekalongan mampu memperkuat sistem perlindungan anak, mudah-mudahan di tahun 2022 mendatang, Kota Pekalongan bisa menjadi Center of excellence atau proyek percontohan untuk sistem perlindungan anak di Jawa Tengah,” ungkap Naning.

Walikota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid mengaku bersyukur atas kunjungan dari Tim dari Dinas Perempuan dan Anak Provinsi Jawa Tengah dan the United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) serta Yayasan SETARA Semarang ke Kota Pekalongan dalam rangka berdiskusi untuk program-program kerjasama dari UNICEF dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Provinsi Jawa Tengah dengan Pemerintah Kota Pekalongan. Aaf, sapaan akrabnya menilai, kolaborasi yang sudah terjalin baik ini mampu meningkatkan semangat Kota Pekalongan agar lebih baik lagi untuk menguatkan komitmen perlindungan anak.

“Jadi, UNICEF dan Dinas Perempuan dan Anak Provinsi Jawa Tengah ini turut mengawal daerah-daerah yang belum baik, dan Kota Pekalongan pada prinsipnya siap untuk menjadi percontohan dan menerima study banding sebagai sumber pembelajaran bagi daerah-daerah lain,” tutur Aaf.

Aaf menjelaskan, selama pandemi COVID-19 kemarin, anak-anak yang ditinggal orangtuanya yang meninggal akibat Covid-19 turut menjadi perhatian pemerintah. Di samping itu, permasalahan perundungan anak, mewujudkan Sekolah Ramah Anak dan sebagainya ini juga tak luput harus ditingkatkan.

“Kami mendorong anak-anak ini untuk berkompetisi dan Alhamdulillah semuanya sudah berjalan dengan baik. Bahkan, di masing-masing Sekolah Ramah Anak yang sudah kami tetapkan sudah ada Duta Anti Perundungan yang berasal dari siswa-siswi sekolah tersebut. Mereka dipilih oleh teman-teman mereka sendiri yang dinilai betul-betul berkompeten dan berprestasi serta menjadi percontohan Anti Perundungan,” pungkasnya.