Bupati Kubu Raya Ajak PMKRI Jadi Perekat Dalam Keberagaman

Kubu Raya - Bupati Kubu Raya, Kalimantan Barat, Muda Mahendrawan mengajak organisasi mahasiswa yang tergabung dalam Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Kecamatan Sungai Raya harus mampu menjadi perekat dan selalu membesarkan isu kesamanaan di dalam keberagaman dan prinsip-prinsip seperti misi bahagia untuk membahagiakan orang banyak.

“Sesuai dengan tema kegiatan Organisasi Transformasi Digital dan priode kepemimpinan organisasi ini tidak cukup satu tahun, tentunya mahasiswa harus lebih progresif, lebih banyak ide-ide, gagasan dan inisiatif yang dilakukan untuk mengepung kebijakan pemerintah supaya pemerintah juga ternavigasi dalam memberikan pelayanan yang dimulai dari hal sederhana seperti dokumen kependudukan sampai pada pelayanan pendidikan, kesehatan dan kebijakan infrastruktur serta lain sebagainya di seluruh kampung," kata Bupati Muda Mahendrawan usai menghadiri pelantikan pengurus DPC PMKRI Cabang Sungai Raya Sanctus Albertus Magnus priode 2021-2022 di ruang Praja Utama aula kantor bupati, Sabtu (29/1).

Selain itu, Bupati Muda juga mengharapkan PMKRI juga harus memperkuat masyarakat Kubu Raya dari sisi penguatan kemandirian pangan, karena pemerintah Kubu Raya juga melakukan gagasan yang sifatnya benar-benar dibutuhkan untuk memperkuat masyarakat Kubu Raya dari berbagai kampung dan desa.

Mahasiswa ini kan kebanyakan berasal dari kampung dan desa. Disinilah saya mengajak teman-teman PMKRI memiliki semangat dalam menghadapi transformasi digital yang sudah sangat mengepung kita dan memang diperlukan kepemimpinan digital di dalam progses rekrutmen dalam organiasi ini bersama teman-teman organisasi mahasiswa lainnya," ajak bupati Muda.

Bupati mengharapkan organisasi PMKRI bisa menjadi perekat dan biding didalam memimpin isu-isu dan gagasan yang sangat berdampak bagi masyarakat luas dalam membeikan solusi dan inisiatif di sektor pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya.

Di tempat yang sama, Ketua Presedium terpilih Goliat mengatakan, dirinya sengaja mengambil tema dalam kegiatan ini Organisasi Transformasi Digital yang sesuai dengan visi dan misi PMKRI satu tahun ke dapanya. Yang mana transformasi sering menjadi kunci di era revolusi teknologi yang populer dengan istilah industri 4.0 yang artinya tuntutan akan perubahan.

"Melihat situasi global saat ini maka adaptasi, kolaborasi dan inovasi menajdi aspek penting untuk bisa lebih dapat berdampak pada kehidupan sosial, ekonomi dan budaya. Untuk itu, PMKRI sebagai organisasi kemahasiswaan dituntut ke arah revolusi digital, basis gerakannya ada pada semangat intelektual generasi muda yang fokus pada sistem pendidikan kader yang diinspirasi dari nilai-nilai universal ke-Katolikan," tegasnya.

Dirinya menuturkan, sebagai komunitas intelktual, cara berorganisasi PMKRI berhadapan dengan tiga aspek diantaranya, globalisasi, revolusi teknologi dan digitalisasi. PMKRI dituntut beradaptasi terhadap peribahan zaman melalui kreatifitas mengelola organisasinya. Di sisi lain inovasi haru ada kebaruansetiap waktu dan basis networking society (konsep yang banyak digagas para ahli) yang bisa berkolaborasi menuju arah baru menuju arah baru dengan sisstem pendidikan kader yang lebih kontektual dan sumber daya manusia yang unggul.

“Berdasarkan keputusan DPC, maka ada 10 memorandum kemasyarkatan yang telah dibahas dalam rapat umum anggota cabang diantaranya, mendorong pemerintah melakukan aksi nyata lingkungan bebas sampah, mendesak pemkab Kubu Raya memfasilitasi kaum disabilitas di kesetaraan gender, meminta Pemkab Kubu Raya mensosialisasikan dan memfasilitasikan keluarga ramah anak hingga sampai ke desa, meminta Pemkab Kubu Raya dan provinsi Kalbar menyediakan lapangan pekerjaan seluas-luasnya sesuai dengan sumber daya yang ada, mendesak Pemkab Kubu Raya untuk menyediakan akses infomasi dan komunikasi hingga ke desa-desa, mendesak Pemkab Kubu Raya untuk menjadikan isu lingkungan sebagai isu prioritas seperti memperhatikan air bersih, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa daerah, mendorong upaya pemerintah daerah dalam mempercepat vaksinasi COVID-19, mendesak pemda Kalbar untuk melakukan pemerataan pembangunan infrastruktur dampai ke daerah-daerah, mndorong pemerintah daerah untuk melakukan pemerataan di semua jenjang pendidikan dan mendesak pemeritah daerah memfasilitasi hak-khak masyarakat," pintanya.

Sementara itu, Pastor Moderator mahasiswa RD Alexius Alex mengapresiasi dan berterima kasih kepada Bupati Muda Mahendrawan yang telah menyediakan tempat dan menyempatkan hadir dalam kegiatan ini meski hari libur.

Dirinya menyampaikan PMKRI harus menjadi organisasi mahasiswa yang terbuka dalam arti siap bekerjsama dengan berbagai pihak meski berbeda sekalipun karena sudah membaur di tengah-tngah masyarakat yang majemuk, karena PMKRI tidak bisa sembunyi dan melarikan diri dari ke tempat yang lebih jauh.

"Maka sebagai organisasi, mahasiswa PMKRI berlatih menjadi kader yang ke depannya diharapkan menjadi pemimpin di daerahnya masing-masing. Jika ingin menjadi pemimpin, tentunya PMKRI hari lebih banyak berpikir dan bertindak dalam hal politik kemasyarakatan," harapnya.

Selain menjadi organisasi yang terbuka, pastor moderator juga mengharapkan PMKRI bisa bekerjasama dengan berbagai pihak, karena sebagai orang Katolik harus seperti itu dan berdialog dalam perbedaan. Sebab PMKRI memiliki banyak cara pandang berbeda yang masing-masing dikaruniai akal budi yang terbentuk dalam lingkungan yang berbeda dan hal itu sangat perlu mempengaruhi cara berpikir.

“Maka, salah satu yang bisa kita lakukan adalah bagaimana kita berdialog mempertemukan berbagai pemikiran yang berbeda dalam membuat sebuah kesepakatan yang kemudian dapat kita salurkan untuk kebaikkan banyak orang. Jika kita sudah terlibat dalam organisasi, maka kita tidak lagi memikirkan diri sendiri dan akan berpikiran untuk banyak orang," pungkasnya.