SPN Batang Diminta Seimbangkan Hak dan Kewajiban Pekerja

Batang – Pasca dilantik, pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Serikat Pekerja Nasional (SPN) diminta untuk menjadi wadah, agar mampu menyeimbangkan antara hak dan kewajiban para pekerja di Kabupaten Batang.

Para pengurus DPC SPN Batang dilantik langsung oleh Ketua DPD SPN Jawa Tengah Sutarjo, di Pondok Pesantren Manba’ul Athfal Desa Botolambat, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang, Minggu (30/1).

Wakil Bupati Batang Suyono menyampaikan, setalah resmi didirikan di Kabupaten Batang, diharapkan ke depan segera dapat berkolaborasi dengan pimpinan perusahaan. Jika kolaborasi antara SPN dan perusahaan itu terjalin kuat, kaum pekerja bisa sejahtera.

“Jangan sampai pekerja ini hanya memikirkan haknya saja, tapi kewajibannya harus dijalankan sepenuhnya, sehingga keduanya bisa seimbang,” tegasnya.

Ia mengharapkan, ketika perusahaan tempat mereka bekerja itu berkembang pesat, otomatis akan diikuti kesejahteraan yang meningkat.

“Para pekerja juga tetap harus bersikap santun dalam menyampaikan aspirasinya. Jangan pakai demonstrasi, tapi menggunakan cara-cara yang lebih sopan, misalnya dengan menggelar diskusi,” jelasnya.

Suyono mengapresiasi pelantikan pengurus DPC SPN digelar di Ponpes Manba’ul Athfal.

“Anggota SPN di pabrik-pabrik perlu menggelar pengajian, yang rutin tiap bulannya, untuk mengisi jiwanya agar selalu berpikir positif, sehingga akan lebih tenang dalam setiap menyikapi sebuah permasalahan, bukan dengan emosi,” harapnya.

Sementara itu, Ketua DPD SPN Jawa Tengah Sutarjo membenarkan, dengan dilantiknya para pengurus di lingkungan Ponpes, nantinya setiap menyelesaikan permasalahan dapat dilakukan secara santun.

“SPN di Batang berupaya membaca situasi masyarakat yang mayoritas petani. Sebab kaum pekerja tidak bisa lepas dari para petani, maka SPN akan mengupayakan upah yang layak bagi putra-putri petani yang menjadi buruh,” ungkapnya.

Ia menegaskan, kaum buruh menjadi komponen penting bagi bangsa Indonesia. Sebab tanpa buruh perusahaan tidak akan berjalan lancar.

“Jadi kedatangan investor atau pengusaha itu harus kita sambut baik, namun tidak boleh melupakan tradisi para petani. Maka sangat tepat Omah Tani bersama para ulama memberikan ruang bagi SPN untuk memperjuangkan kesejahteraan kaum buruh,” terangnya.

Sementara itu, Ketua DPC SPN Batang Edi Susilo mengatakan, hadirnya investor ke Kabupaten Batang tentu mendapat dukungan dari kaum buruh. Namun untuk mencapai kesejahteraan bersama harus ada sinergi yang baik antara Pemda dan masyarakat, sehingga tujuan tersebut dapat terwujud.

“Semoga pemerintah bersama rakyat bisa melindungi buruh. Namun untuk mewujudkan cita-cita penciptaan lapangan kerja, harus dilakukan pengawasan ketenagakerjaan,” ujar dia.

Ia menerangkan, untuk mendukung Batang menjadi kota industri, Pemkab juga harus memfasilitasi kaum buruh agar kompetensinya mumpuni.

“Balai Latihan Kerja (BLK) harus disiapkan untuk menyiapkan tenaga kerja yang ahli dan tersertifikasi sesuai keinginan perusahaan. Jadi masyarakat Batang yang berkompeten itulah yang bekerja di peusahaan-perusahaan yang akan bermunculan, bukan malah memanggil tenaga asing,” imbuhnya.

Ia berharap, besar agar Pemkab Batang segera mencerdaskan masyarakat Batang.

“Berikan pelatihan atau pendidikan teknik, yang nantinya dibutuhkan perusahaan besar,” pungkasnya.