1.000 HPK Kunci Penting Cegah Stunting

Natuna - Komitmen Pemerintah Kabupaten Natuna terhadap penanganan stunting tak pernah surut. Hal tersebut dapat dilihat dari program-program kerja ataupun kegiatan yang selalu ditingkatkan dalam upaya percepatan penurunan stunting. Salah satu hal yang penting diperhatikan adalah 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Dalam 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), yakni sejak awal kehamilan hingga anak berusia dua tahun, tumbuh kembang seorang anak berada dalam “masa emas”. Di sinilah terjadi perkembangan otak manusia hingga 80 persen dari kemampuan maksimal. Karena itulah, pada 1000 HPK sangat penting untuk memperhatikan nutrisi dan stimulasi anak serta memastikan kesehatan lingkungan sekitarnya seperti ketersediaan air bersih dan sanitasi.

Hal tersebut dikatakan Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna, Syarifah Mariam.

Untuk itu pihaknya terus melakukan kegiatan diantaranya pemantauan tumbuh kembang, penyuluhan, serta advokasi untuk pencegahan stunting.

“Dinkes pun melakukan pemantauan tumbuh kembang, dan penyuluhan advokasi terus kita tingkatkan untuk permasalahan stunting. Selain itu, kami juga melakukan kegiatan pemberian tablet tambah darah kepada remaja sepekan sekali, artinya sebulan 4 kali. Kami juga memantau pemberian ASI eksklusif dan imunisasi dasar secara rutin,” ungkap Syarifah Mariam pada saat Dialog Kopi Pagi edisi Jumat (4/2).

Ia juga mengatakan, pada tahun 2021 penurunan angka stunting Kabupaten Natuna adalah 11 persen. Sedangkan untuk saat ini atau tahun 2022 mengalami penurunan menjadi 11,77 persen. Hal tersebut tak cukup lantas membuat puas, karena menurut Mariam,aktivitas datang ke posyandu belum terpantau 100 persen.

Sementara itu, Penata Kependudukan Keluarga Berencana DP3AP2KB Sri Juana mengatakan, pada tahun 2022 DP3AP2KB membentuk tim pendamping keluarga untuk pencegahan stunting di Desa dan Kelurahan.

“Untuk tahun 2022 program pencegahan stunting kita sudah membentuk tim pendamping keluarga di Desa dan Kelurahan. Ada 91 Tim, terdiri dari bidan desa atau petugas kesehatan yang ada di desa, Kader TP PKK Desa dan kader KB. Jadi, tim ini bertugas melakukan penyuluhan, memfasilitasi pelayanan rujukan, memfasilitasi pendapatan bansos serta menjaring resiko stunting secara dini,” kata Sri.

Ia melanjutkan, sasaran utama program tersebut remaja atau calon pengantin, ibu hamil, ibu pascapersalinan dan anak umur 0-59 bulan.

Dengan adanya kegiatan ini, Pemda Natuna berharap dapat membangun komitmen pemerintah maupun publik dalam kegiatan pencegahan dan penurunan stunting terintegrasi.