Ratusan Sekolah Penggerak di Batang Disiapkan, Pendidik Dituntut Makin Kreatif

Batang – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Batang bekerja sama dengan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) dan PP PAUD dan Dikmas Jawa Tengah berupaya menyiapkan terbentuknya ratusan “Sekolah Penggerak” dengan menggelar Coaching Clinic atau bimbingan singkat kepada para kepala sekolah baik di jenjang PAUD hingga SMP se-Kabupaten Batang.

Kegiatan dilakukan secara luring dan daring, sehingga seluruh kepala sekolah di seluruh wilayah dapat mengikuti dengan mudah.

Kepala bidang Ketenagakerjaan Disdikbud Batang M. Arif Rohman mengatakan, untuk menjadi Sekolah Penggerak, kepala sekolah wajib melakukan pendaftaran melalui Sistem Informasi Manajemen Keprofesian Berkelanjutan dan mengikuti seleksi hingga Diklat selama enam bulan.

“Kami memacu para kepala sekolah untuk mendaftar program Sekolah Penggerak. Sampai sekarang ada 91 sekolah yang sudah mendaftar,” katanya, usai mendampingi proses pendaftaran Sekolah Penggerak, di SMPN 1 Kandeman, Kabupaten Batang, Selasa (15/2).

Sekolah Penggerak itu nantinya diharapkan mampu menjadi percontohan bagi sekolah lain, dalam pengelolaan sekolah hingga akhirnya menuju pemenuhan layanan pendidikan maksimal menggunakan metode pembelajaran berbasis proyek yang mengoptimalkan praktik di lapangan.

“Apalagi Batang ini sedang berproses menuju Kota Industri, dengan adanya Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB),” terangnya.

Ia menegaskan, KITB merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), yang akan menghadirkan perusahaan-perusahaan internasional.

“Nantinya pasti membutuhkan banyak tenaga kerja yang kompeten. Maka perlu persiapan calon tenaga kerja kompeten sejak awal dengan membangun sarana prasarana penunjang pendidikan seperti Politeknik,” tegasnya.

Widyaprada Utama LPMP Jawa Tengah, Nani Rosdiyati mengatakan, program tersebut untuk mewujudkan sekolah yang kompeten, menggunakan pola pembelajaran terbaru.

“Ini kurikulum yang dikembangkan untuk memaksimalkan kompetensi anak didik,” jelasnya.

Ia mengharapkan, ada perubahan pola pikir sumber daya manusia (SDM) bagi sekolah yang ingin menjadi Sekolah Penggerak.

“Begitu pola pikirnya tidak bisa berubah, ini akan mengalami kesulitan. Sebab Sekolah Penggerak ini membangun dari dalam diri sendiri,” ungkapnya.

Ia mengatakan, kesiapan SDM sangat dibutuhkan bagi Batang yang akan menjadi Kota Industri.

“Jadi dibutuhkan kemampuan yang mumpuni, yang akan didapat jika dilakukan persiapan sejak dini, karena bisa menjadi aset masa depan, yang bisa mendukung Batang menjadi kota industri,” tandasnya.