Makna Dibalik Indahnya Kori Kamandungan Keraton Kasunanan Surakarta

Solo - Ketika memasuki kawasan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, terdapat pintu masuk utama yang disebut dengan Kori Kamandungan. Bukan hanya sebatas nama saja, Kori Kamandungan merupakan bangunan cagar budaya yang sarat akan makna dan sejarah.

Dalam keterangan Diskominfo Surakarta, Kamis (17/3), dibangun sejak masa pemerintahan S.I.S.K. Susuhunan Pakubuwono II, Kori Kamandungan ini kemudian diperindah oleh Pakubuwono IV, namun sayangnya tak sampai selesai karena Pakubuwono IV mangkat. Pembangunan kemudian dilanjutkan oleh Pakubuwono V hingga IX dan disempurnakan oleh Pakubuwono X.

Kori Kamandungan terbagi dalam 3 bagian yaitu kiri, tengah, dan kanan. Kori Kamandungan memiliki bentuk Kupu Tarung dan dapur Semar Tinandu.

Pada bagian kiri dan kanan berbentuk melengkung di atas pintu. Masing-masing kori tersebut memiliki lebar yang berbeda. Bagian kiri memiliki lebar 2,10 meter, bagian tengah berukuran 2,67 meter, dan bagian kanan berukuran 2,30 meter.

Bangunannya yang besar menunjukkan bahwa raja dan keraton sarat akan kewibawaan, keagungan, dan kemegahan.

Hal menarik lainnya yaitu adanya pahatan senjata keris berwarangka ladrang gaya Solo yang berada tepat di atas pintu Kamandungan dan terpatri diantara lambang Keraton Kasunanan.

Selain itu, adanya cermin besar menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Tak hanya semata-mata di pasang untuk bercermin saja, namun ada makna yang tersirat dibalik pemasangannya.

Secara lahiriah, adanya cermin besar tersebut dimaksudkan agar siapapun yang hendak memasuki kawasan istana untuk berhenti sejenak, bercermin, serta memandang apakah penampilannya sudah rapi dan pantas untuk masuk.

Sementara itu, secara batiniah, cermin besar ini sebagai pengingat untuk selalu menjaga kerendahan dan kesucian hati. Hal ini sejalan dengan ungkapan mulat sariro hangroso wani yang berarti berperilaku dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari perlu dikoreksi apakah sudah pantas, bersih, dan rapi sebelum menghadap kepada Sang Pencipta.