Bupati AIM Persiapkan RSUD Polewali Sebagai Rumah Sakit Jejaring Nasional Kardiovaskular

 

Polewali Mandar - Bupati Polewali Mandar Andi Ibrahim Masdar (AIM) menerima Visitasi Tim Pengampu Rumah Sakit Jejaring Kardiovaskular dari Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK), yakni Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI di RSUD Polewali, Minggu (27/3).

Pada kesempatan itu, Bupati AIM bersama Tim Pengampu Rumah Sakit Jejaring Kardiovaskular dari Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita berkeliling di RSUD Polewali. Dirinya mengatakan, ada beberapa ruangan yang akan direhab sebagai tempat pemasangan cincin bagi pasien jantung dan penyediaan ruangan operasi.

"Setelah berkeliling bersama  Direktur Rumah Sakit Harapan Kita DR. dr. Iwan Dakota beserta Dr. dr. Hananto Andriantoro selaku Staf Medik Vaskula, beliau mengarahkan untuk merehab beberapa ruangan yang akan ditempati sebagai ruangan pemasangan cincin, dan terkait ruangan operasi dan pemeriksaan bagi pasien stroke telah disediakan ruangan dan juga lahan," jelas AIM.

Dalam kunjungan ini, Direktur Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Dr. dr. Iwan Dakota mengatakan, Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita adalah pusat jantung nasional rujukan tertinggi sekaligus pengampu, sesuai SK Kemenkes Nomor 7182 Tahun 2020 adalah Pengampu, Pelayanan, Pendidikan, dan Pelatihan Kordiovaskuler seluruh Indonesia.

"Jadi kami nanti dari Tim Pengampu dr. Ananto ini, yang melakukan pengampuan ke-63 di seluruh Indonesia di 34 Provinsi. Ini adalah kunjungan kami yang pertama di Sulawesi Barat, dengan harapan kami bahwa harus ada percepatan yang tadinya butuh waktu 10-12 tahun menjadi 2 tahun, artinya tahun 2024 paling lambat Sulbar sudah ada operasi bedah jantung terbentuk, labnya sudah jalan paling lambat tahun 2023, sehingga masyarakat dapat dilayani secara optimal," jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Dr. dr. Hananto Andriantoro selaku Staf Medik Vaskula menjelaskan bahwa melalui keputusan Menteri Kesehatan Nomor 7182 Tahun 2020, dengan  melibatkan 54 Rumah Sakit Jejaring Nasional Kardiovaskular, baik Rumah Sakit Provinsi, maupun Rumah Sakit Kabupaten/Kota untuk bisa mencakup pelayanan yang baik untuk rakyat Indonesia, maka diputuskan ditambah jumlahnya menjadi 63, termasuk RSUD Polewali.

"Sebelumnya yang 54 Rumah Sakit yang masuk adalah RSUD Mamuju, begitu draf Kemenkes untuk RS Jejaring Nasional Kardiovaskular RSUD Polewali sudah masuk, maka kami datang untuk berkunjung, sehingga eksekusi untuk kesiapan bangunan, alat dan SDM itu harus selaras, Karena di tahun 2023 akan ada satu alat canggih kateterisasi laboratorium yang harganya mencapai 15-18 Milliar, yang harus ditutupi sama timah hitam agar radiasi tidak keluar, jadi bangunannya harus khusus," tutupnya.

Sedangkan, Direktur RSUD Polewali Anita Umar mengatakan, pihaknya mengirim dokter untuk mengikuti pelatihan .

“Untuk itu bagaimana kami bisa mengirim dokter tersebut tahun ini, di bulan 6 atau 7 ikut pelatihan, nanti mereka Tim Dokternya yang menentukan dimana, apakah di Makassar atau wilayah mana, Dokter satu, karena dokter spesialis yang kita kirim untuk tenaga  PNS 1 Orang, kan sekarang ada 2 Dokter definitif PNS dan 1 orang kerja sama Fakultas Kesehatan Unhas, jadi yang kami boleh kirim itu, cuman 1 orang. Rumah Sakit Umum Tipe C persyaratan cuman 1, itu dari tipe kelas. Tapi dari sesi pasien, kita kan tahu kita itu dapat pasien dari seluruh kabupaten,  bahkan Pinrang, Toraja, Sidrap, maka kita lakukan kerjasama tambahan dokter jantung,” urainya.

Adapun rangkaian acara pada kegiatan ini, dilakukan penyerahan Surat Komitmen Bupati Polewali Mandar dan Penandatanganan Nota Kesepahaman Bupati Polewali Mandar dengan Direktur Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, serta penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita dengan RSUD Polewali.