Peringati HUT ke-56, Pemkab Batang Gelar Pentas Wayang Kulit

Batang - Dalam rangka memperingati HUT ke-56, Pemerintah Kabupaten Batang menggelar pagelaran wayang kulit secara virtual di Pendopo Kabupaten Batang, Selasa (29/3) malam.

Pagelaran tersebut menghadirkan lima dalang terbaik di Kabupaten Batang yaitu Ki Santoso, Ki Wahyudi, Ki U'ut, Ki Rochim dan Ki Juworo, serta bintang tamu Eka Uget-Uget dan Gareng Semarang.

Ketua Umum Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Batang Retno Dwi Irianto mengatakan, Pagelaran wayang kulit dalam rangka hari jadi Kabupaten Batang mengambil lakon “Semar Bangun Taman Syailendra”.

“Makna dari lakon yang ditampilkan adalah Pemkab Batang sedang membangun Taman Syailendra untuk menggambarkan sejarah peradaban Indonesia di Kabupaten Batang,” jelasnya.

Kabupaten Batang, lanjut dia, memiliki berbagai peninggalan zaman kejayaan masa kerajaan Mataram Kuno. Mulai dari kurun akhir abad ke-7 atau awal abad ke-8 masehi. Pembangunan taman itu untuk menunjukkan bahwa di Kabupaten Batang terdapat peradaban sejak zaman Syailendra.

“Isi Taman Syailendra berupa replika-replika prasasti dan arca yang ada di Desa Silurah diantaranya patung Ganesha yang ada di hutan Silurah dan prasasti Sojomerto,” terangnya.

Pagelaran ini bukti kalau Pemkab Batang sangat mendukung kegiatan seni wayang kulit yang berada di Pepadi Kabupaten Batang.

“Wayang merupakan seni adi luhung yang berperan penting dalam rangka pengembangan dan pembentukan moral bangsa, sehingga ke depan bangsa kita menjadi bangsa yang besar, bangsa berkaraker dan bangsa yang adiluhung,” tegasnya.

Sementara itu, Bupati Batang Wihaji mengatakan, malam hari ini 5 Dalang bersatu menampilkan satu persatu sampai nanti pagi.

Pagelaran ini ditayangkan melalui virtual Chanel Youtube Pemkab Batang, agar masyarakat Kabupaten Batang dapat menonton di rumah saja, karena memang dibatasi yang hadir langsung mengingat masih masa Pandemi Covid-19.

“Dukungan moril dan materil dari Pemkab Batang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dalam pelestarian wayang kulit merupakan bentuk uri-uri pelestarian dan pengembangan budaya untuk generasi berikutnya,” pungkasnya.