Gubernur Khofifah Apresiasi Kenaikan Nilai Tukar Nelayan Jatim

Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi naiknya Nilai Tukar Nelayan (NTN) yang menjadi salah satu indikator  tingkat kemampuan atau daya beli nelayan  di wilayahnya sebesar 1,33 persen, sehingga mampu memenuhi kebutuhan produksi maupun konsumsi rumah tangga.



"Saat pandemi COVID-19, sektor perikanan tetap bertahan dan termasuk tiga besar komoditas ekspor Jatim,” ujarnya di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (16/5).



Orang nomor satu di Pemprov Jatim itu mengapresiasi kinerja nelayan dan pelaku usaha perikanan yang turut andil dalam sektor tersebut, terlebih NTN Jatim tetap tumbuh di masa pandemi.



“Sektor perikanan termasuk tiga besar komoditas ekspor Jatim. Saat pandemi Covid tetap bertahan. Nilai Tukar Nelayan juga positif, alhamdulillah NTN di Jatim naik 1,33 persen,” ujar Gubernur Khofifah menambahkan. 



 Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur merilis bahwa Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jawa Timur bulan April 2022 naik 1,33 persen dari 103,32 di bulan Maret 2022 menjadi 104,70 di bulan April 2022. 



Dari enam provinsi di Pulau Jawa yang melakukan penghitungan NTN pada bulan April 2022, dua provinsi mengalami kenaikan NTN, dan empat provinsi mengalami penurunan NTN. Provinsi Jawa Timur naik sebesar 1,33 persen, dan Provinsi Banten naik 0,54 persen



Khofifah menjelaskan kenaikan NTN di Jatim sebesar 1,33 persen pada April 2022 disebabkan Indeks Harga Diterima Nelayan naik sebesar 1,92 persen. Persentase ini lebih tinggi dari pada indeks harga yang dibayar nelayan yang mengalami kenaikan sebesar 0,58 persen.



NTN merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli nelayan, serta menunjukkan daya tukar dari produk perikanan tangkap dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Selain itu, NTN juga melihat perbandingan indeks harga yang diterima nelayan (It) terhadap indeks harga yang dibayar nelayan (Ib).



Untuk perbandingan indeks harga yang diterima nelayan, Gubernur Khofifah mengatakan pada April 2022 dibanding Maret 2022 naik 1,92 persen, dari 113,51 di Maret 2022 menjadi 115,69 di April 2022.



"Perkembangan indeks harga yang diterima nelayan bulan April 2022 terhadap Desember 2021 (tahun kalender) naik sebesar 3,56 persen. Adapun perkembangan indeks harga yang diterima nelayan bulan April 2022 terhadap April 2021 (YoY) naik sebesar 8,60 persen,” katanya.



Dari indeks harga diterima nelayan (lt), sepuluh komoditas utama yang mengalami kenaikan, antara lain ikan layang, ikan teri, ikan tongkol, lobster, ikan selar, ikan tenggiri, udang laut, ikan kembung, ikan cakalang, dan ikan kakap.



Sedangkan, komoditas utama yang mengalami penurunan terbesar indeks harga yang diterima nelayan adalah gurita, ikan tuna, kerang, ikan sembilang, ikan belanak, ikan nila, ikan bawal, dan ikan ekor kuning.



Berikutnya, indeks harga yang dibayar oleh Nelayan (Ib) pada April 2022 naik sebesar 0,58 persen atau dari 109,86 menjadi 110,50 dibandingkan Maret 2022.



Kemudian, indeks harga yang dibayar nelayan bulan April 2022 terhadap Desember 2021 (tahun kalender) naik sebesar 1,50 persen.



"Adapun perkembangan indeks harga yang dibayar nelayan bulan April 2022 terhadap April 2021 (YoY) mengalami kenaikan sebesar 2,29 persen," kata dia. (Ant)