Bupati Morowali Resmikan Taman Wisata Mangrove di Desa Matansala

Morowali - Bupati Morowali, Sulawesi Tengah, Taslim meresmikan taman wisata mangrove di Desa Matansala, Minggu, (28/6).

Kepala Desa Matansala Abdul Harir mengatakan, pembangunan taman wisata mangrove merupakan usulan dari masyarakat melalui musrenbang desa.

Lanjutnya, kawasan wisata tersebut akan lebih dikembangkan agar mampu menggerakkan ekonomi masyarakat setempat.

"Kedepan akan dikembangkan lagi seperti tempat jualan makanan untuk menunjang ekonomi masyarakat, juga beberapa hal yang mendesak, seperti jalan masuk sampai ke lokasi wisata karena aksesnya masih belum bagus," ucapnya.

Abdul Harir mengungkap bahwa program dana desa yang digelontorkan akan berfokus pada pembangunan ekonomi masyarakat melalui potensi sumber pendapatan desa.

"Jika tahun 2018 berfokus pada pembangunan SDM, maka sekarang ini Dana Desa akan difokuskan pada pembangunan ekonomi rakyat, khususnya melalui wisata mangrove yang dapat menunjang pendapatan desa," pungkasnya.

Sementara itu, Bupati Taslim menyebutkan, meski di tengah situasi pandemi COVID-19, bukan sebuah hambatan untuk membuat inovasi yang dapat mengembangkan ekonomi masyarakat. Taslim juga mengapresiasi kades Matansala atas kreativitasnya memanfaatkan sumber potensi pendapatan.

"Kita bisa melihat Desa Matansala bahwa pandemi bukanlah hambatan. Ini merupakan tanggung jawab desa mengembangkan ekonomi rakyatnya. Kades Matansala kreatif sehingga program ini harus butuh dukungan dari seluruh masyarakat," ucap Taslim.

Menyoal potensi pariwisata, Taslim menguraikan bahwa hal tersebut memerlukan dukungan penuh dan kesiapan dari masyarakat. Menurutnya, jika masyarakat dan SDM siap, maka akan terjadi geliat ekonomi. Namun itu bukan hal yang mudah karena akan banyak tantangan yang dihadapi kedepan.

"Ini betul-betul membutuhkan dukungan full dari masyarakat. Terkait kesiapan masyarakat, kawasan wisata ini akan banyak pengunjung dari segala penjuru yang datang. Beberapa hal kadang tidak sesuai dengan norma kita maka ini adalah tantangan yang akan dihadapi. Wisata dibangun dengan tujuan agar mampu menggerakkan ekonomi, jika masyarakat tidak siap, justru oranglain akan mengisi kesempatan itu," jelas Taslim.

Diketahui, luas keseluruhan kawasan wisata mangrove ini adalah 24 hektar. Pembangunan taman wisata mangrove ini bersumber pada anggaran dana desa yang nilainya kurang lebih sebesar Rp190 juta. Melalui dana tersebut, beberapa pembangunan yang dibuat yakni jembatan, tempat duduk dan tempat istirahat.