Pemkot Singkawang Tingkatkan Mutu Pendidikan Dasar Inklusif

Singkawang - Sekretaris Daerah Kota Singkawang, Sumastro mewakili wali kota meresmikan Maklumat Perbaikan Layanan Pendidikan Dasar Inklusif.

Peresmian di Balairung kantor Wali Kota, Senin (27/6), sebagai bentuk komitmen meningkatkan kualitas Pendidikan Dasar Inklusif Kota Singkawang ditandai dengan penandatanganan dokumen Perjanjian Perbaikan Pelayanan dan Rekomendasi Perbaikan Pelayanan yang merupakan hasil kerja sama tiga pilar pembangunan; pemerintah, swasta, dan masyarakat yang diwakili Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Singkawang, Forum Bersama Masyarakat Madani (ForBERANI).

Adapun Pendidikan Inklusif berdasarkan Permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 Pasal 1 adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.

“Artinya semua anak wajib sekolah. Tidak peduli apakah anak tersebut Berkebutuhan Khusus, tidak peduli apakah anak tersebut disabilitas, anak punya masalah ekonomi, anak broken home, dan lain sebagainya. Intinya semua anak wajib sekolah tanpa terkecuali,” kata Sumarno.

Menurut Sumarno, pendidikan merupakan fokus pihaknya sehingga dalam mewujudkan Pendidikan Inklusif, perlu dukungan dari berbagai pihak sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya.

“Kita menyadari batas kemampuan Pemkot Singkawang, terutama soal anggaran. Meski masa pandemi, pendidikan tetap menjadi fokus kita, karena itulah komitmen kita. Tentu masih banyak kekurangan, kita mengakui hal tersebut. Maka dari itu dukungan dari semua pihak sangat kami butuhkan,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Singkawang Asmadi mengatakan tenaga pengajar untuk anak - anak berkebutuhan khusus di Singkawang masih belum berkompetensi.

"Mereka Ini guru kelas, guru mata pelajaran, mereka tidak memiliki kompetensi untuk mengajar anak-anak berkebutuhan khusus dan ini menjadi hambatan dan tantangan yang perlu kita carikan jalan keluarnya,” pungkas Asmadi.