Bandung - Keamanan siber merupakan salah satu pilar penting dalam menjamin keberhasilan transformasi digital di Indonesia.
Hal itu dijelaskan Direktur Strategi Keamanan Siber dan Sandi BSSN Sulistyo, dalam Forum Koordinasi dan Sinkronisasi (FKS) dengan tema "Koordinasi dan Sinkronisasi Dalam Mendorong Keamanan Siber Nasional untuk Menghadapi Perkembangan Teknologi Digital" yang digelar Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam) di Hotel Pullman, Bandung, Kamis (11/8).
Sulistyo mengatakan, BSSN terus memantau dinamika tren ancaman malware global, serta menyiapkan langkah-langkah antisipasinya terhadap keamanan siber nasional. Selain itu, tambahnya, BSSN juga aktif mendorong kerja sama dalam memperkuat keamanan siber.
Sesuai Perpres 28 tahun 2021, BSSN mempunyai tugas menjalankan tugas pemerintahan di bidang keamanan siber dan sandi.
"Kita terus berusaha memenuhi harapan masyarakat untuk dapat menjaga stabilitas keamanan ruang siber," ujar Sulistyo.
Dirinya juga berharap pemerintah segera menyusun strategi untuk memperkuat keamanan siber nasional.
Mendukung hal itu, Huawei Indonesia melalui Cyber Security & Privacy Protection Officer Syarbeni mengaku siap mendukung pemerintah dalam mewujudkan keamanan siber.
"Huawei siap berkolaborasi dengan Pemerintah Indonesia untuk mendukung keamanan siber nasional," ujarnya.
Syarbeni menegaskan, Huawei senantiasa menyiapkan aspek keamanan dalam pengembangan teknologi agar masyarakat merasa aman dan nyaman.
Sebagai informasi pada tahun 2021, tercatat sekitar 1,6 miliar serangan siber secara nasional. Kejahatan siber ini diproyeksikan akan terus mengancam berbagai sektor bisnis atau industri sepanjang tahun ini.
Turut hadir pada FKS ini, Asisten Deputi Telekomunikasi dan Informatika Kemenko Polhukam Penny Radjendra dan CEO Antara Digital Media Darmadi, serta perwakilan Pemprov Jawa Barat.