Cerita Pembawa Baki, Posisi Penuh Tantangan yang Diidamkan Paskibraka

Batang – Menjadi petugas pembawa baki merupakan posisi yang diidam-idamkan oleh seluruh Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), meskipun penuh tantangan. Selain itu perlu persiapan matang bahkan latihan fisik yang menguras keringat.

Dari 75 Paskibraka di Batang, terpilih dua siswi terbaik yang diamanati membawa Sang Saka Merah Putih. Mereka adalah Nayla Dhini Ramadhani yang berusia 16 tahun, siswi SMAN 1 Subah yang membawakan bendera duplikat Sang Saka Merah Putih dan Haliya Zahira Fuadia 16 tahun siswi SMA Pondok Modern Selamat 2 Subah yang membawa bendera pusaka Merah Putih sebagai pendamping.

Nayla Dhini Ramadhani mengungkapkan kebanggaannya karena beruntung mendapat kesempatan sebagai pembawa baki Sang Saka Merah Putih.

“Senang bisa jadi pembawa baki karena menanggung tanggung jawab yang luar biasa besarnya. Kalau benderanya sampai salah itu tanggung jawab pembawa baki dan posisi ini sangat diidamkan semua Paskibraka, makanya saya bangga sekali,” katanya, usai menjalankan tugasnya, saat ditemui di Hotel Dewi Ratih, Kabupaten Batang, Rabu (17/8).

Ia menceritakan bahwa menjadi Paskibraka sudah diimpikannya sejak dulu karena tertarik di bidang baris berbaris.

Remaja yang hobi bernyanyi dan mendengarkan lagu pop ini mengaku selama dua pekan terus berlatih keras untuk lolos sebagai pembawa baki.

“Latihan fisik seperti push up, sit up, lari untuk pemanasan. Tapi ada latihan khusus yang wajib rutin dilakukan adalah push up sebanyak 50 kali sehari, agar tangan kuat ketika menyangga baki,” jelasnya.

Untuk menjaga stamina, ia rutin mengonsumsi vitamin, makan teratur dan minum jamu kunyit asam.

Tak hanya bakat di bidang tarik suara, potensi lain juga ditunjukkan di bidang akademis.

“Beberapa bulan lalu mengikuti Olimpiade Matematika tingkat Kabupaten Batang,” ungkapnya.

Sementara, Haliya Zahira Fuadia mengutarakan, membutuhkan keberanian dan mental yang kuat karena tidak semua anggota Paskibraka terpilih menjadi pembawa baki.

“Awalnya memang ragu, mampu membawa baki yang cukup berat. Akhirnya setelah latihan terus, alhamdulillah bisa,” tuturnya.

Seleksi dilakukan kepada anggota Paskibraka yang dirasa cakap. Namun setelah diseleksi, ternyata hanya Haliya dan Nayla yang lolos sebagai petugas pembawa baki.

Di bidang akademis pun ia tak kalah berpotensinya dengan rekannya sesama pembawa baki, Nayla.

“Sejak kelas X, masuk peringkat 3 besar. Dan selalu mengikuti Olimpiade Sejarah Indonesia, alhamdulillah mendapat medali perunggu,” terangnya.

Ia berkeinginan menjadi Paskibraka telah diidamkannya sejak kecil. Untuk menjaga stamina dengan rutin mengonsumsi vitamin, buah dan menghindari makanan pedas.

“Sejak di pondok saya terus berlatih untuk membanggakan kedua orang tua, dengan berhasil menjadi Paskibraka,” ujar dia.

Sementara itu, Kepala Disparpora Batang Yarsono mengatakan, latihan fisik telah dilakukan selama 14 hari serta diimbangi dengan doa bersama sebelum pelaksanaan.

“Alhamdulillah adik-adik anggota Paskibraka yang terpilih dari jenjang SMA/SMK/MA berhasil menjalankan tugas dengan baik dan lancar,” sanjungnya.

Ia menerangkan, seluruh anggota Paskibraka yang direkrut sejumlah 76 anak.

“Satu di antaranya lolos menjadi anggota Paskibraka di tingkat Provinsi Jawa Tengah bernama Efi Listiyana siswi SMKN 1 Batang,” ungkapnya.

Bentuk dukungan kepada adik-adik Paskibraka akan diberikan beasiswa pendidikan dari Disdikbud.

“Selama menjalani pelatihan mereka dididik secara fisik maupun mental, dan di masa depan akan memiliki karakter yang baik,” tandasnya.