Dinkes: Kasus Stunting di Demak Turun

Demak - Kasus stunting di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, saat ini sudah mengalami penurunan. Terbukti dengan penurunan angka stunting di tahun 2020 sebesar 5.902 balita (6,05 persen), tahun 2021 sebesar 4.215 balita (4,34 persen).

Hal ini disampaikan Plt Kepala Dinas Kesehatan Kurniawan Arifendi, Kamis (29/9) di LPPL RSKW FM.

"Kasus stunting sudah menurun dilihat dari angka traffic tahun 2020 hingga 2021, dan berdasarkan penimbangan serentak Februari 2022 lalu sebesar 3.507 balita (3,60 persen)," jelasnya.

"Berdasarkan persentase kasus stunting di Kabupaten Demak tertinggi yakni tahun 2020 di Kecamatan Guntur sebesar 12,60 persen , tahun 2021 Kecamatan Guntur 9,38 persen, dan di tahun 2022 per Februari di Kecamatan Guntur 7,23 persen," terang Kurniawan.

"Tahun 2020 kecamatan Bonang sebanyak 1.132 balita yang stunting, kemudian di tahun 2021 Kecamatan Bonang menurun menjadi  702 balita, tahun 2022 per bulan Februari Kecamatan Guntur sebanyak 565 balita," sambungnya.

Adapun strategi khusus pencegahan stunting yang telah di lakukan oleh Dinas Kesehatan yakni gerakan minum TTD (Tablet Tambah Darah) bersama untuk remaja putri setiap hari Rabu (sesuai dengan SE Bupati No. 440 / 32 Tahun 2022). Kemudian screening anemia bagi rematri (remaja putri) yang dilakukan saat penjaringan anak sekolah (sudah di lakukan awal tahun ajaran baru).

Selanjutnya, penyiapan status gizi pada calon pengantin melalui penyuluh KUA, pendampingan pada ibu hamil risiko tinggi dan balita dengan gangguan gizi (stunting) di rumah gizi, literasi CME (Continuing Medical Education) bagi tenaga kesehatan dan 1.000 kader kesehatan,Pelatihan konseling PMBA (Pemberian Makan Bayi dan Anak) bagi tenaga kesehatan, orientasi PMBA (Pemberianan Makan Bayi dan Anak) bagi kader kesehatan

"Juga dilakukan pembentukan KP-ASI (Kelompok Pendukung ASI) di wilayah lokus (Desa), Rembug Stunting dimulai dari tingkat Kabupaten, Kecamatan, dan Desa, promosi dan edukasi kepada masyarakat melalui media elektronik dan media cetak, peningkatan kesehatan lingkungan dengan penerapan 5 STBM, PHBS dan peningkatan akses masyarakat untuk BAB tidak sembarang tempat," tandasnya.