DKPP Kota Kediri Bangun Ketahanan Pangan di Sekolah Melalui Urban Farming

Kediri - Memiliki lahan sekolah yang sempit tidak membatasi semangat para siswa SDN Tosaren 1 untuk berkebun. Bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Kediri para siswa sangat antusias mengikuti kegiatan Urban Farming Goes to School yang berlangsung di halaman sekolah, Jumat (30/9).

Berbekal peralatan yang disediakan pihak sekolah, para siswa kelas 3, 4, 5 SDN Tosaren 1 diajarkan metode-metode pertanian yang cocok diterapkan di lahan terbatas oleh Hatta dan Ayu selaku penyuluh pertanian lapangan DKPP Kota Kediri.

“Program ini terkait dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang sudah diterapkan di seluruh sekolah. Tujuannya untuk mengenalkan pertanian sejak dini kepada siswa agar regenerasi petani bisa muncul dari mereka,” jelas Moh Ridwan selaku Kepala DKPP Kota Kediri.

Ia menilai generasi era sekarang belum memiliki keinginan yang kuat dalam bidang pertanian. Generasi milenial, lanjut Ridwan cenderung kurang memahami proses bercocok tanam mulai dari penyemaian hingga panen.

“Inti kegitan pertanian di perkotaan ialah lahan yang sempit bisa kita tanami. Kita bisa memaksimalkan pertanian di situ,” ujarnya.

Pada kegiatan tersebut penyuluh pertanian DKPP Kota Kediri mengenalkan empat metode pertanian yang bisa diterapkan pada lahan sempit, yakni vertikultur (bertingkat), aquaponik, wall gardening, serta budidaya hidroponik.

“Sebelum praktik kita ajarkan dulu teori dasar tentang metode bertani. Lalu pada praktiknya kita ajarkan cara menyemai,” jelas Ridwan.

Tak hanya di sekolah, pihaknya juga mengajak para guru dan siswa agar melakukan urban farming di rumah masing-masing guna membentuk ketahanan pangan.

Adapun jenis tanaman yang disemai yakni jenis sayuran daun, seperti: pokcoy, caisim, kangkung, dan bayam. Kemudian ada sayuran jenis buah, seperti: cabai, terong, gambas, timun, tomat, dan bungkul. Tak hanya golongan sayur-mayur, penyuluh juga mengedukasi cara menyemai buah stroberi.

“Untuk peralatannya ada sekop kecil, tray semai, spray, plastik polybag semai. Khusus sekop kecil para siswa diminta bawa sendiri-sendiri,” ucapnya.

Kegitan urban farming juga dinilai Ridwan sebagai salah satu upaya dalam menjaga inflasi.

Dikutip dari siaran pers Badan Pisat Statistik (BPS) Kota Kediri, penyumbang utama masalah inflasi bersumber dari sektor pangan, termasuk di antaranya adalah komoditas sayur-mayur, cabai, dan bawang. Di samping untuk menumbuhkan semangat bertani pada generasi muda, hasil dari urban farming juga diharapkan bisa mencukupi pemenuhan kebutuhan sehari-hari, sehingga keterbatasan pasokan komoditas sayur-mayur tidak lagi menjadi alasan melambungnya harga-harga.