Ikuti Digital Leadership Academy, Plt Bupati Bogor: Pemimpin Harus Melek Teknologi dan Digitalisasi

Bandung - Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan mengikuti Digital Leadership Academy (DLA) bersama National University of Singapore (NUS), di Gedung Sate, Bandung, Selasa (4/10).  Pada acara DLA, Iwan Setiawan didampingi Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Bayu Ramawanto.

Acara dibuka Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan menghadirkan pemateri dari National University of Singapore yakni Prof. Paul Cheung yang menjelaskan Big Data, Data Analytics and Applications serta Donald Low yang menjelaskan terkait Digital Disruptions and Public Policy.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI menyiapkan Program Digital Leadership Academy untuk meningkatkan literasi digital yang berguna dalam pengambilan kebijakan. Pelatihan ini mengangkat tema "Digital Transformation, Smart City Bagi Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota se-Jawa Barat".

Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan menuturkan, di era saat ini, pemimpin itu harus bisa menginventarisir permasalahan dan kegiatan apa yang belum digital, karena sekarang demi efektivitas dan efisiensi semua mulai serba digital, maka sekarang terbalik, justru pertanyaannya mana lagi hal yang belum digital.

“Seorang pemimpin harus melek terhadap  teknologi informasi dan digitalisasi, yang berguna dalam membuat kebijakan. Jadi kita harus dipaksa untuk cepat beradaptasi dengan era digital. Jangan sampai kita ketinggalan karena tidak mampu menyesuaikan diri dengan era digital,” tutur Iwan.

Iwan menambahkan, dimulai dari pemimpinnya dulu, kalau pemimpinnya sudah melek IT dan paham soal digital maka ke bawahnya akan mengikuti. Jadi dimulai dari political will seorang pemimpin dulu untuk mengelola pemerintahan di era industri 4.0.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan arahan, saat ini rumusnya adalah temukan sesuatu yang tidak bisa didigitalkan. Jadi pola pikirnya jangan apalagi yang harus didigitalkan. Jawa Barat ingin membuat konsep yang lebih efektif dan efisien, kita punya master plan namanya Digital West Java.

Selanjutnya, Ridwan Kamil menyatakan, di era transformasi digital 4.0 pemimpin harus mulai berpikir semua harus digitalkan, bahkan tanda tangan Gubernur Jabar kini sudah digital menjadi tanda tangan elektronik.

“Tolong temukan sesuatu yang tidak bisa digitalkan, itu rumusnya pemimpin di daerah harus mulai berpikir, semua harus digital kecuali tidur, gosok gigi, makan dan minum, tapi sisanya semua bisa digital, hingga urusan meeting sudah virtual. Filosofinya adalah apa yang tidak bisa didigitalkan lagi,” beber Ridwan Kamil.

Menurut Ridwan Kamil, semua kegiatan sudah digital hingga transaksi ekonomi sudah online, semua yang rutin akan digantikan oleh mesin, menerima pengaduan, penerimaan dan pengeluaran pendapatan sudah online hingga pendataan pun sudah digital. Maka saat ini pihaknya tengah membuat konsep pemerintahan yang lebih efektif dan efisien  melalui master plan Digital West Java.

Kedepan dirinya juga ingin melakukan uji literasi digital kepada para Bupati, Camat hingga Kepala Desa untuk mengetahui sejauh mana mereka memahami tentang transformasi digital.

“ Kedepan kami ingin pelayan publik termasuk PNS bukan hanya bekerja rutin tetapi bekerja dinamis yang mampu mencarikan solusi dari setiap permasalahan. Di era reformasi digital 4.0 tolong semua digitalkan, untuk tupoksi rutin silahkan segera mulai dikonversikan ke digital,” tegas Kang Emil.

Ditempat yang sama, Kepala Badan Litbang SDM Kemkominfo RI, Hary Budiarto menerangkan bahwa ada empat pilar pembangunan roadmap di seluruh Indonesia baik di Kabupaten dan Kota. Pertama, infrastruktur digital. Kedua, mengembangkan pemerintahan digital. Ketiga, mengembangkan ekonomi digital dan keempat, mengembangkan masyarakat digital.

Menurutnya, khusus pengembangan masyarakat digital saat ini dirinya sedang membangun pilar pengembangan SDM digital melalui tiga level, literasi digital dengan target 50 juta pertahun, dan digital talent scholarship dengan target 200 ribu pertahun.

“Untuk hari ini kita melaksanakan digital leadership academy dengan target 500 para pimpinan di lembaga pemerintahan, swasta, para akademisi dan bekerjasama dengan perguruan tinggi, sebagai upaya mengembangkan kebijakan transformasi digital dan smart city, kami akan mendorong bagaimana para kepala daerah di Jabar untuk mewujudkan empat pilar pembangunan tersebut,” imbuh Hary.