Pemerintah Siapkan Master Plan KIT Batang

Batang - Sepekan setelah kunjungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, pemerintah langsung bergerak cepat menyiapkan master plan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang untuk menyambut relokasi investasi asing.

Sejumlah kementerian, BUMN (Badan Usaha Milik Negara) bersama Pemprov Jawa Tengah dan  Pemerintah Kabupaten Batang secara maraton terus melakukan percepatan sesuai tugas dan fungsinya, karena batasan waktu persiapan di tahun 2021 segera dimulai pembangunannya.

"Pemkab Batang terus berkoordinasi dengan kementerian terkait, karena ini perintah presiden. Progres saat ini sudah masuk dalam tahapan pembuatan master plan," Kata Bupati Batang Wihaji usai rapat dengan sejumlah kementerian secara online, di Command Center Kabupaten Batang, Rabu (8/7).

Dalam rapat tersebut dijelaskan untuk awal pembangunan dari luasan tanah milik PTPN 9 disiapkan seluas 4.000 hektar, namun sementara untuk percepatan kawasan industri akan dikembangkan 450 hektar.

"Dari 450 hektar nanti dibagi sesuai zona berdasarkan klaster investor, seperti klaster Negara Amerika, Jepang, Taiwan, Korea dan China. Hal tersebut untuk mengetahui pendistribusian energi listrik, air, gas dan lainnya," jelas Wihaji.

Ia juga menyampakian, terkait izin Analisis dampak lingkungan (Amdal) KIT Batang tidak ada masalah sepanjang semuanya sesuai kultur dan aturan.

"Amdal saya rasa sambil jalan, dalam waktu kurang dari enam bulan sudah bisa selesai," tegas Wihaji.

KIT Batang merupakan kawasan Industri baru, oleh Pemerintah pusat diharapkan bisa menjadi solusi untuk mengundang banyak investor.

"Tiga investor asing sudah pasti di KIT Batang. Katanya relokasi dari Thiongkok seperti dalam Pidato Presiden Joko Widodo diantaranya LG, Panasonic dan tidak menutup kemungkinan juga ada Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN)," terangnya.

Wihaji juga mengungkapkan, tugas pemerintah daerah melayani perizinan untuk mempercepat dan mempermudah investor.

"KIT Batang diharapkan bisa berkontribusi bagi bangsa dan negara, kita harus melayani dengan baik. Maka harus memiliki sesuatu yang berbeda dengan kawasan industri lainnya," pungkasnya.

Ia pun meminta kepada pemerintah pusat agar tidak meninggalkan masyarakat lokal.

"Saya minta keterlibatan masyarakat lokal dalam pekerjaan pembangunan dan paska dan termasuk pengelolaannya," pintanya.

Keberadaan KIT Batang bukan menjadi kompetitor kawasan industri daerah lainnya. Tidak perlu bertengkar dengan kawasan industri daerah lain, kita saling support saja. Yang terpenting saling memberikan manfaat bagi masyarakat," pungkasnya.